Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Belajar dari Film Stillwater, Hidup Memang Brutal

Kompas.com - 13/12/2021, 20:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Adapun sebagai kata sifat dalam tesaurus, brutal menurut KBBI sepadan dengan pemaknaan untuk jahat, dua konteks kata kecurangan, dan kriminal. 

Bagaimana memaknai brutal dalam konteks alur cerita Stillwater? Bisa jadi setiap kita akan punya pemaknaan berbeda ketika menontonnya. Yang jelas, dua kali kalimat life is brutal muncul di film ini bisa menjadi semacam penandanya. 

Kali pertama, kalimat tersebut diungkap Allison. Ini ketika dia menyadari betapa tak akan ada yang bisa membantunya membuktikan bahwa dia bukan pembunuh, boro-boro mengeluarkannya dari penjara, sekalipun ada petunjuk awal yang bisa membawa ke sana seandainya penyelidikan ulang dilakukan. 

Ungkapan kali pertama tersebut penuh penghujatan dan keputusasaan. Hidup terasa tak bermakna lagi. 

Kali kedua, kalimat itu muncul menjelang penghabisan film. Ini ketika terungkap bahwa kebenaran tidak sebenar-benarnya hitam putih, saat cinta yang begitu murni dan tulus pun bukan jaminan untuk tetap menjaga kebersamaan.

Apakah lalu seluruh kisah dalam film ini adalah cerita tentang hal yang sia-sia? Tidak juga. 

Bill dan Allison akhirnya kembali ke Stillwater. Ini adalah kampung asal mereka. Ini juga "rahasia" besar tentang kebenaran yang tidak melulu hitam putih. Ini juga yang menjadi nyawa dan judul film tersebut. 

Di babak penghabisan, Allison memandang Stillwater bak takdir hidup yang tak terhindarkan. Di matanya, Stillwater tidak pernah berubah, dari tempat yang pada suatu ketika ingin dia tinggalkan sejauh-jauhnya dan yang kini menjadi satu-satunya tempat dia tak akan diusik lagi dengan kasus pembunuhan di Marseille. 

Namun, kalimat Bill yang menyudahi film tersebut sekaligus mengomentari Stillwater setelah penilaian Allison tadi adalah, "No, I don't think so. I don't recognize it anymore."

Dalam konteks percakapan tersebut, Bill mengucap, "Tidak, aku tidak menganggap Stillwater sama sekali tak berubah dari dulu. Aku tidak mengenalinya lagi (sebagai tempat yang hanya menjadikannya pecundang dan tak berguna pada masa lalu)."

Perjalanan, momentum, pertemuan, perpisahan, dan bahkan kegetiran dalam hidup bukanlah sesuatu yang datang tanpa sebab dan tak bertujuan. Hidup yang dijalani dan diperjuangkan bukanlah hidup yang sia-sia untuk berakhir mati begitu saja.

Mungkin ada syaratnya. Mungkin akhir cerita tak kita jumpai juga laiknya film yang harus usai pada waktunya.

Namun, sebrutal apa pun hidup, jalan cerita sesungguhnya mungkin baru akan kita pahami kelak atau bahkan kita tak pernah sempat menyaksikannya.

Yang jelas, tidak segalanya tentang hidup adalah final apalagi layak menjadi keputusan permanen hanya tersebab apa yang kita tahu dan jalani hingga titik saat ini. Mungkin.  

Pada akhirnya, film ini menggarisbawahi pemaknaan mendasar tentang arti kata penerimaan, termasuk atas hidup yang brutal.

Juga, Stillwater dalam alurnya yang teramat lambat sekaligus sangat natural itu memberi kita waktu untuk mencerna makna tentang kesempatan kedua, yang belum tentu setiap saat ada. Sepertinya.

 

Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com