Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian Pertama akibat Varian Omicron Dilaporkan di Inggris

Kompas.com - 13/12/2021, 20:56 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perdana Menteri Boris Johnson mengonfirmasi satu orang di Inggris meninggal setelah terinfeksi Covid-19 varian Omicron.

Dia juga mengatakan bahwa varian baru itu mengakibatkan rawat inap di rumah sakit dan meminta warganya untuk mengambil vaksin booster.

Saat mengunjungi klinik vaksinasi di London, Boris menyebut, orang harus mengesampingkan anggapan bahwa Omicron adalah varian yang lebih ringan.

"Sayangnya ya, Omicron menjalani rawat inap dan sayangnya setidaknya satu pasien telah dipastikan meninggal dengan Omicron," kata Boris, dikutip dari BBC.

Laman National Health Service (NHS) pada Senin (13/12/2021) sempat down, setelah lebih dari 100.000 orang memesan vaksin booster.

Mulai Selasa, orang yang divaksinasi lengkap juga akan disarankan untuk melakukan tes harian, jika mereka diidentifikasi sebagai kontak erat dengan pasien Covid-19.

Baca juga: Saat Varian Omicron Mulai Mengganas di Inggris...

Inggris tingkatkan level kewaspadaan

Menteri Kesehatan Sajid Javid sebelumnya mengatakan, ada 10 orang dirawat di rumah sakit di Inggris dengan varian Omicron.

Data menunjukkan Omicron lebih menular daripada varian sebelumnya, dengan kasus berlipat ganda di Inggris setiap dua hingga tiga hari.

Karena situasi itu, Inggris telah menaikkan tingkat kewaspadaan Covid-19 dari level tiga menjadi level empat pada Minggu (12/12/2021).

Pada hari tersebut, Inggris melaporkan 1.239 kasus varian Omicron, sehingga total menjadi 3.137 kasus atau meningkat 65 persen dari 1.898 pada Sabtu (11/12/2021).

Empat kepala petugas medis untuk Inggris, Wales, Skotlandia dan Irlandia Utara mengatakan, langkah itu didorong oleh saran Badan Keamanan Kesehatan Inggris.

"Penularan Covid-19 sudah tinggi di masyarakat, terutama masih didorong oleh Delta, tetapi munculnya Omicron menambah risiko tambahan dan meningkat pesat bagi publik dan layanan kesehatan," kata mereka dalam pernyataan bersama, dikutip dari Aljazeera.

"Data tentang tingkat keparahan akan menjadi lebih jelas selama beberapa minggu mendatang, tetapi rawat inap dari Omicron sudah terjadi dan ini kemungkinan akan meningkat dengan cepat," sambung dia.

Baca juga: Menkes: Omicron Terdeteksi di 72 Negara, Inggris dan Denmark Kasus Terbanyak


Prediksi gelombang besar Omicron

Dalam sebuah studi permodelan penyakit yang dilakukan oleh London School of Hygiene and Tropical Medicine (LSHTM), Inggris diprediksi akan menghadapi gelombang besar Omicron pada Januari 2022, jika tanpa pembatasan lebih lanjut.

Jumlah kematian dari varian ini pada akhir April dapat berkisar antara 25.000 hingga 75.000.

Namun para ahli di balik penelitian tersebut mengatakan masih ada ketidakpastian seputar permodelan.

Ilmuwan lain yang tidak terkait dengan penelitian itu mengatakan, skenario kasus terburuk studi itu mungkin tidak terjadi.

Penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa Omicron tidak terlalu parah, jika Anda telah divaksinasi serta mempertimbangkan langkah-langkah opsional saat ini.

Laporan itu juga mengatakan, jumlah orang yang terinfeksi saat ini berlipat ganda setiap 2,4 hari di Inggris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com