Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Pantau Penyebaran Varian Omicron di Dunia

Kompas.com - 09/12/2021, 09:05 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Varian Omicron yang merupakan varian baru dari virus corona penyebab Covid-19 diketahui telah menyebar ke berbagai negara.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan varian Omicron, varian yang pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan ini sebagai varian of concern (VoC) atau varian yang mengkhawatirkan.

Hal ini disebabkan karena jumlah mutasi pada protein spike varian Omicron jauh lebih tinggi dibandingkan varian lainnya termasuk varian Delta.

Baca juga: Alasan WHO Menamai Varian B.1.617.2 Jadi Omicron, Bukan Nu atau Xi

Dengan tingginya jumlah mutasi, membuat varian Omicron berpotensi lebih menular dan dikhawatirkan dapat menyebabkan ledakan kasus Covid-19 yang tidak terkendali.

Kepala Penyakit Baru dan Zoonosis dari Health Emergency Program WHO, Dr Maria Van Kerkhove mengatakan, Omicron memang memiliki kecepatan transmisi yang tinggi. Namun, pihaknya belum bisa membandingkan dengan varian Delta.

Varian Delta hingga saat ini disebutkan masih mendominasi kasus Covid-19 yang terjadi di dunia.

Baca juga: Saat WHO Pantau Varian Virus Corona Baru Bernama Mu...

 

Tangkapan layar laman GISAID tentang negara-negara yang mengonfirmasi varian deltaGISAID Tangkapan layar laman GISAID tentang negara-negara yang mengonfirmasi varian delta

Namun terkait apakah varian Omicron menyebabkan dampak yang lebih parah, Maria mengatakan WHO menerima laporan mereka yang terinfeksi Omicron mengalami gejala yang beragam, ada yang mengalami gejala sedang hingga berat.

Kebanyakan dari mereka menunjukkan gejala sedang. Namun, hal itu belum cukup untuk mengatakan Omicron tak berbahaya atau tidak menimbulkan gejala berat.

"Seperti kasus infeksi virus corona varian lainnya, kebanyakan orang memang akan menunjukkan gejala ringan pada awal infeksi, memang ada yang tidak bergejala, namun gejala ringan yang muncul bisa berhenti dan sembuh, bisa juga menjadi parah dalam beberapa waktu setelahnya," ujarnya dalam bincang-bincang yang ditayangkan di YouTube WHO, 3 Desember 2021.

Baca juga: INFOGRAFIK: Cara Pantau Penyebaran Varian Omicron di Dunia

Cara pantau penyebaran varian Omicron di dunia

Untuk memantau berbagai varian virus corona di GISAID dapat dilakukan melalui laman https://www.giaid.org/hcov19-variants/.

Adapun langkah-langkah untuk melihat varian Omicron sudah dilaporkan di negara mana saja, yakni:

  1. Buka laman https://www.gisaid.org/hcov19-variants/
  2. Di sebelah kiri pilih opsi VOC Omicron GR/484A (B.1.1.529)
  3. Setelah itu akan muncul grafik negara yang sudah melaporkan varian Omicron
  4. Pada tabel Country Submission Count terdapat nama negara dan jumlah kasus dengan varian Omicron.

Baca juga: 4 Fakta Seputar Varian Covid-19 B.1.1.529 dari Afrika Selatan

Penggunaan GISAID

Kepala Lembaga Eijkman Amin Soebandrio menjelaskan, untuk memantau kasus varian virus corona saat ini banyak yang menggunakan GISAID.

"Saat ini yang user friendly dan banyak dipakai/dirujuk adalah GISAID," ujarnya pada Kompas.com, Rabu (8/12/2021).

Hal senada juga diungkapkan oleh epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman.

"Memang yang tersedia secara global GISAID. Itu untuk akses online bisa diakses publik," kata Dicky terpisah.

Baca juga: Mengenal Varian Baru Botswana B.1.1.529 dan Potensi Bahayanya...

Dicky mengatakan, GISAID sering dijadikan rujukan untuk akademisi, media, maupun masyarakat.

GISAID dilansir dari lamannya, merupakan platform yang diluncurkan pada World Health Assembly pada Mei 2008.

GISAID dibuat sebagai alternatif dari model berbagi domain publik.

Awalnya ini digunakan para ilmuwan untuk meningkatkan pembagian data influenza.

Baca juga: Profil 3 Obat yang Diklaim Mampu Obati Covid-19, Apa Saja?

(Sumber: Kompas.com/Nur Fitriatus Shalihah, Jawahir Gustav Rizal, Lutfia Ayu Azanella | Editor: Rizal Setyo Nugroho, Sari Hardiyanto)

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Pantau Penyebaran Varian Omicron di Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com