KOMPAS.com - Virus corona varian Omicron terus menyebar ke berbagai penjuru dunia.
Varian baru yang menjadi Variant of Concern oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada akhir November lalu ini diketahui memiliki jumlah mutasi yang tinggi sehingga mempercepat penyebarannya.
Berdasarkan informasi yang disampaikan Kepala Penyakit Baru dan Zoonosis dari Health Emergency Program WHO, Dr Maria Van Kerkhove, Omicron telah menyebar di 38 negara.
Baca juga: Alasan WHO Menamai Varian B.1.617.2 Jadi Omicron, Bukan Nu atau Xi
Informasi itu disampaikan Maria dalam bincang-bincang yang ditayangkan di YouTube WHO, 3 Desember 2021.
"Kami telah melaporkan Omicron di 38 negara di 6 wilayah WHO dan kami melihat peningkatan kasus Omicron di Afrika Selatan," kata Maria.
Namun, WHO tidak menjabarkan mana saja ke-38 negara yang dimaksud.
Baca juga: Omicron Sudah Menyebar di 27 Negara, Mana Saja?
Dalam bincang-bincang itu, Maria memaparkan sejumlah informasi terkait Omicron yang sudah dapat dibagikan oleh WHO.
Pertama, WHO membenarkan Omicron memang memiliki kecepatan transmisi yang tinggi, namun mereka belum bisa membandingkannya dengan varian Delta.
Varian Delta hingga saat ini disebut masih mendominasi kasus Covid-19 yang terjadi di dunia.
Baca juga: Saat WHO Pantau Varian Virus Corona Baru Bernama Mu...
Namun, terkait apakah varian ini menyebabkan dampak yang lebih parah, Maria mengatakan WHO menerima laporan mereka yang terinfeksi Omicron mengalami gejala yang beragam, ada yang mengalami gejala sedang hingga berat.
Kebanyakan dari mereka menunjukkan gejala sedang. Namun, hal itu belum cukup untuk mengatakan Omicron tak berbahaya atau tidak menimbulkan gejala berat.
"Seperti kasus infeksi virus corona varian lainnya, kebanyakan orang memang akan menunjukkan gejala ringan pada awal infeksi, memang ada yang tidak bergejala, namun gejala ringan yang muncul bisa berhenti dan sembuh, bisa juga menjadi parah dalam beberapa waktu setelahnya," kata dia.
Baca juga: Mengenal Obat Covid-19 GSK yang Disetujui Pemerintah Inggris
Jadi masih butuh waktu untuk mengetahui apakah varian baru ini dapat menimbulkan gejala yang lebih parah atau tidak.