Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serbuan Kodok Beracun di Taiwan

Kompas.com - 07/12/2021, 07:00 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Ciri terakhir itu adalah sebuah mekanisme pertahanan yang dimiliki kodok tebu, dan racun mereka sangat berbahaya bagi anjing yang mungkin menjilat atau menggigitnya.

Petani lokal mengatakan kepada relawan bahwa mereka telah menyadari keberadaan kodok berukuran besar ini selama beberapa waktu, tetapi tidak pernah melaporkannya.

"Petani Taiwan umumnya mengabaikan kodok dan bahkan menganggap kodok sebagai pertanda nasib baik ketika mereka menemukannya, karena mereka membantu membersihkan tanah dari hama dan juga merupakan simbol keberuntungan," jelas Yang.

"Tidak pernah terpikir oleh mereka bahwa ini adalah spesies invasif dari negeri asing," ujar dia.

Pejabat konservasi dan sukarelawan lingkungan telah bekerja tanpa henti untuk melakukan pencarian kodok-kodok ini.

Perimeter pencarian kodok bahkan telah diperluas hingga radius 4 kilometer ke seluruh kota.

Sejauh ini lebih dari 200 kodok tebu dengan berbagai ukuran telah ditangkap dan ditempatkan di Lembaga Penelitian Spesies Endemik.

Dugaan kodok tebu muncul di Taiwan

Kodok tebu termasuk di antara daftar "100 Spesies Asing Invasif" yang disusun oleh Grup Spesialis Spesies Invasif (ISSG), sebuah badan penasihat internasional yang terdiri dari ilmuwan dan pakar kebijakan.

Akan tetapi, kodok adalah simbol kekayaan, umur panjang, dan keberuntungan dalam budaya Tiongkok. Mereka juga digunakan dalam ilmu pengobatan China dan totem mereka umum di feng shui untuk menangkal nasib buruk.

"Di bagian depan toko, Anda dapat menemukan totem kodok, gambar, dan bahkan kodok hidup yang sebenarnya. Ini adalah simbol nasib baik dan keberuntungan," kata Lin, seorang peneliti amfibi.

Sampai tahun 2016, impor kodok tebu ke Taiwan sebagai hewan peliharaan masih legal.

Peneliti meyakini bahwa sejak impor dilarang, orang mulai membiakkan kodok tebu secara lokal dan beberapa telah melarikan diri atau dibuang oleh pemiliknya.

Sejauh ini, tidak ada penampakan kodok tebu lain yang dilaporkan di Taiwan, dan Yang optimistis bahwa mereka dapat menghentikan penyebarannya.

"Musim semi berikutnya selama musim kawin adalah saat kita benar-benar tahu pasti apakah kita telah mengendalikannya," kata Yang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com