Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Sperma Orang Tak Divaksin Sangat Berharga, Lebih Mahal daripada Bitcoin

Kompas.com - 04/12/2021, 08:02 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

Syncytin-1 bukanlah salah satu bahan vaksin. Dalam hal kesamaan dengan protein spike, ini tidak cukup untuk menyebabkan masalah respon auto-imun.

Semua protein terbuat dari untaian panjang asam amino yang dilipat menjadi bentuk 3D yang rumit.

Profesor Catherine Thornton dari Swansea University, Wales, Inggris, menjelaskan, agar antibodi salah mengenali syncytin-1 sebagai SARS-CoV-2, harus ada kemiripan asam amino yang cukup dalam string ini (yang tidak ada).

"Asam amino kritis akan perlu dikelompokkan bersama dalam molekul 3D dengan cara yang cukup mirip dan dapat diakses, padahal sebenarnya tidak," kata Profesor Thornton.

Berbagai studi telah menunjukkan bahwa antibodi terhadap protein spike SARS-CoV-2 tidak menyerang plasenta karena telah ditemukan antibodi SARS-CoV-2 pada bayi yang baru lahir.

Antibodi ini telah melewati plasenta dari ibunya ketika mereka terinfeksi selama masa kehamilan.

Sebelumnya, beredar klaim bahwa vaksin Pfizer dapat mengakibatkan kemandulan pada wanita. Hal itu pernah diberitakan Kompas.com, 10 Desember 2020.

Klaim ini dipastikan hoaks. Sejumlah ahli menyatakan, tidak ada bukti bahwa vaksin Pfizer mengakibatkan sterilisasi pada wanita.

Kesimpulan

Klaim bahwa sperma orang yang tidak divaksin akan berharga di masa depan, lebih berharga daripada bitcoin adalah hoaks atau tidak benar.

Tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa seseorang bisa mandul karena vaksin Covid-19.

Hoaks tersebut adalah hoaks berulang, telah muncul sejak awal vaksinasi Covid-19 dimulai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com