Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Negara Asia yang Laporkan Kasus Covid-19 Varian Omicron, Terbaru Malaysia

Kompas.com - 03/12/2021, 19:02 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Sekembalinya ke wilayah itu dengan penerbangan Qatar Airways, pria berusia 36 tahun itu duduk di kursi 31A, dan tidak menunjukkan gejala ketika dia check-in ke Regal Airport Hotel di Chek Lap Kok.

Dia juga dites negatif saat kembali. Hong Kong menerapkan aturan siapa pun yang datang dari negara berisiko tinggi hanya dapat naik penerbangan ke wilayah tersebut.

Jika mereka adalah penduduk Hong Kong yang divaksinasi penuh dan itu pun harus menjalani isolasi wajib selama 21 hari di hotel karantina yang ditunjuk saat mereka tiba.

Selama karantina, mereka harus menjalani 6 tes Covid-19 dan kemudian mereka harus memantau diri sendiri selama 7 hari berikutnya, setelah itu mereka diuji lagi 26 hari setelah hari kedatangan mereka.

Pria yang bersangkutan telah memenuhi semua persyaratan, telah menerima vaksin Pfizer pada 13 Mei dan 4 Juni, dan secara lahiriah tidak ada tanda-tanda kasusnya adalah sesuatu yang tidak biasa.

Akan tetapi, dua hari setelah karantina, dia dites lagi pada 13 November, dan setelah menunjukkan viral load yang tinggi dikirim ke rumah sakit pada hari berikutnya.

Seperti semua pendatang yang dites positif setelah datang ke Hong Kong, dia diberi nomor kasus 12388. Kemudian, dia diidentifikasi sebagai Omicron 'patient zero'. Pada 24 November, diberi nama varian B.1.1.529.

Jepang

Jepang juga termasuk negara yang mendeteksi Varian Omicron lebih awal dari negara-negara di Asia lainnya.

Diberitakan Japan Times, 30 November 2021, Jepang melaporkan kasus pertama Varian Omicron pada 30 November 2021.

Itu hanya berjarak kurang dari sehari setelah negara itu memberlakukan pembatasan besar-besaran pada perjalanan masuk untuk mencegah jenis baru menyebar di dalam negeri.

Menteri Kesehatan Shigeyuki Goto mengatakan, screening genom telah mendeteksi varian pada seorang diplomat pria Namibia berusia 30-an yang telah mendarat di Tokyo pada hari Minggu dalam perjalanan dari Namibia.

Sebanyak 71 penumpang di pesawat yang sama dengan individu semuanya diperlakukan sebagai kemungkinan kontak dan akan dikarantina selama 10 hari di fasilitas yang ditunjuk pemerintah.

Selain itu, mereka juga dilacak dari jarak jauh melalui aplikasi berkemampuan GPS yang dioperasikan oleh kementerian kesehatan dan dites Covid-19 setiap dua hari sekali selama isolasi.

Goto mengatakan, pria itu telah divaksinasi dua kali. Meskipun dia tidak menunjukkan gejala ketika tiba di Bandara Narita pada Minggu, pria itu mengalami demam pada hari berikutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com