Selain itu, varian Omicron juga menjadi varian yang dominan di Afrika Selatan hanya dalam waktu singkat, menggeser posisi dari varian Delta yang sebelumnya mendominasi.
"Dalam waktu kurang dari 2 minggu, dia (Omicron) sudah bisa menjadi dominan, 75 persen mendominasi. Bahkan, diperkirakan akhir November ini jadi 100 persen di Afrika Selatan," kata Dicky.
"Ini sesuatu yang luar biasa, di tengah tadinya dominasi Delta. Jadi kalau ada varian yang bisa mendominasi satu wilayah dan mengalahkan Delta, berarti varian ini lebih serius dalam artian infeksiusnya," imbuhnya.
Baca juga: Miliki Gejala Serupa, Ini Beda Flu dengan Covid-19
Lebih lanjut, Dicky memaparkan bahwa varian Omicron dapat melakukan reinfeksi atau infeksi ulang pada orang-orang yang sudah terinfeksi varian Delta, atau orang-orang yang sudah mendapatkan vaksinasi.
"Makanya ini berbahaya," ungkap Dicky.
Dicky mengatakan, saat ini belum dapat dipastikan apakah varian Omicron dapat berkontribusi pada tingkat keparahan penyakit yang diderita pasien Covid-19.
"Data untuk kematian dan keparahan masih terlalu awal. Tapi untuk transmisi atau penularan sudah lebih dari berbahaya. Bahkan potensinya bisa 500 persen dari virus liar," kata dia.