Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca dari Kecelakaan Vanessa Angel, Ini Bahaya Mengantuk Saat Berkendara

Kompas.com - 05/11/2021, 10:30 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Kecelakaan mobil di Tol Nganjuk arah Surabaya, Jawa Timur, Kamis (4/11/2021) menewaskan Vanessa Angel dan suaminya Bibi Andriansyah diduga terjadi akibat sopir mobil mengantuk.

Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Gatot Repli Handoko mengatakan, hal tersebut diketahui berdasarkan penuturan sopir yang mengemudikan mobil yang ditumpangi Vanessa.

"Sementara ini masih didalami. Kalau dari awal informasi, kami memperoleh informasi bahwa pengakuannya yang bersangkutan (sopir) kelelahan atau ngantuk. Tapi masih dilakukan oleh petugas," kata Gatot, seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (4/11/2021).

Gatot menjelaskan bahwa kondisi jalan tol lurus tanpa belokan dan tak ada gelombang. "Cuacanya cerah dan tidak ada gelombang di jalan tol itu. Pengakuan awal sopir dalam keadaan lelah, jadi terjadilah kecelakaan itu," kata Gatot.

Selain Vanessa, Bibi, dan sopir, dua penumpang lain adalah putra Vanessa yang masih berusia 1 tahun, Gala Sky, serta seorang asisten atau baby sitter.

"Betul (yang meninggal Vanessa dan Bibi), sedangkan dari tiga penumpang luka-luka itu, satu orang balita," ujar Gatot.

Baca juga: Vanessa Angel Kecelakaan, Berikut Ini Perjalanan Kariernya

Bahaya sopir mengantuk

Diberitakan Kompas.com, 12 Januari 2021, Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menjelaskan bahaya sopir mengantuk saat mengemudi.

Menurut Jusri, mengantuk saat mengemudi sama berbahayanya dengan berkendara dalam kondisi mabuk.

"Sebab, otak terlambat memberikan tanggapan akan tangkapan indera kita. Ketika dalam kondisi berkendara, tidak fokus selama beberapa detik saja bisa berakibat fatal," kata Jusri.

Dia menjelaskan, kondisi tertidur sekejap yang dapat dialami para pengemudi di jalan adalah gejala microsleep.

"Microsleep itu keaadaan badan tertidur hanya sesaat. Mungkin sekitar 1 sampai 30 detik. Bisa juga saat mata terbuka, saat tengah berkendara. Ini tentu berbahaya," kata dia.

Lebih baik istirahat

Jusri mengatakan, kalau memang pengemudi dari awal merasa mengantuk atau lelah, sebaiknya gunakan transportasi lain atau segera berhenti di tempat aman.

"Bisa juga dengan melakukan aktivitas lain yang sifatnya menghilangkan kantuk. Seperti mendengarkan musik, mengajak penumpang yang ada di sebelah untuk mengobrol, ataupun stimulasi otak dengan membaca apa yang terlihat," katanya.

Apabila sudah tidak kuat, Jusri menegaskan, lebih baik pengemudi mencari tempat yang benar-benar aman dan tidur, kemudian setelah segar kembali melanjutkan perjalanan lagi.

Baca juga: Pengakuan Sopir Vanessa Angel kepada Polisi Usai Kecelakaan Maut

Human error penyebab utama kecelakaan di jalan tol

Diberitakan Kompas.com, 26 Januari 2021, faktor human error atau kesalahan manusia kerap menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan kendaraan di jalan tol.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, salah satu kesalahan pengemudi yang kerap terjadi di jalan tol adalah hilangnya kewaspadaan.

Selain hilangnya kewaspadaan, Sony menyebutkan ada tiga faktor tambahan yang bisa menyebabkan kecelakaan yaitu Alertness, Attitude dan Anticipation.

"Alertness artinya kewaspadaan pengemudi harus selalu terjaga. Attitude adalah perilaku positif dalam mengemudi yang mampu menghindari potensi bahaya dan antisipasi yaitu mempersiapkan segala sesuatu sebelum mengemudi untuk menghindari kecelakaan," kata Sony.

Ia memberikan contoh, ada human error yang terjadi akibat dari rasa percaya diri yang tinggi saat mengemudi. Pengemudi seperti itu memang kewaspadaannya tinggi, tapi bisa gagal karena mengabaikan prinsip keselamatan lainnya.

"Mengemudi itu harus terukur, kewaspadaan tidak boleh turun atau malah terlalu percaya diri. Over PD ini yang akan membuat pengemudi mengabaikan kewaspadaan," kata Sony.

Jalan tol yang kosong memang membuat cara mengemudi lebih monoton. Bahaya dari situasi yang monoton tersebut adalah pengemudi terlalu merasa aman sehingga kewaspadaannya menurun.

(Sumber: Kompas.com/Aprida Mega Nanda, Muhammad Fathan Radityasani | Editor: Andi Muttya Keteng Pangerang, Agung Kurniawan, Azwar Ferdian)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com