Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Lebih Dekat Mengenal Dorna

Kompas.com - 29/10/2021, 19:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA masa kanak-kanak saya gemar menonton pergelaran wayang kulit meski tidak pernah mampu bertahan semalam suntuk sampai pagi hari.

Maka saya sengaja tidur dulu agar pada dini hari saya bisa menyaksikan pergelaran wayang kulit pada puncak keseruannya.

Dorna

Di dalam pergelaran wayang kulit kerap ditampilkan seorang tokoh yang menarik karena cerewet, bawel, culas, sombong, congkak, jahat, gila hormat, dan haus kekuasaan namun sakti mandraguna dan mahir ilmu perang.

Tokoh menarik itu bernama Dorna. Setelah saya membaca kisah Mahabhrata versi bahasa Inggris dan Jerman ternyata Dorna wayang purwa beda dari Dorna Mahabharata.

Di Mahabharata, Dorna ditampilkan sebagai seorang begawan gagah perkasa dan bersifat kesatria.

Ia dihormati oleh keluarga besar Bharata sebagai panglima sakti mandraguna angkatan bersenjata kerajaan Hastinapura maka ditakuti oleh para kerajaan yang tidak sudi tunduk di bawah kekuasaan Hastinapura.

Dorna lebih dihormati ketimbang Sengkuni dan harkat martabatnya sebagai panglima perang hanya setingkat di bawah Bisma Dewabhrata.

Mahabharata

Dalam Mahabharata dikisahkan bahwa Dorna dilahirkan di dalam keluarga brahmana sebagai putra pendeta Bharadwaja.

Alkisah Bharadwaja pergi ke sungai Gangga untuk melakukan penyucian diri. Di sana ia melihat bidadari Gretaci yang sangat cantik sedang mandi.

Menyaksikan pemandangan menggairahkan tersebut, sang pendeta dikuasai nafsu, sampai mengeluarkan air mani yang ditampung di dalam sebuah bejana.

Dari cairan tersebut tumbuhlah sebuah janin yang kian berkembang hingga membentuk sesosok bayi. Bayi tersebut kemudian dibesarkan dan diberi nama Dorna.

Dorna semula hidup dalam kemiskinan, tetapi kemudian belajar ilmu perang bersama pangeran Kerajaan Panchala bernama Drupada.

Drupada dan Dorna pun menjadi teman dekat sehingga Drupada berjanji untuk memberikan setengah kerajaannya kepada Dorna apabila ia sudah menggantikan ayahnya sebagai Raja Panchala. Janji yang kemudian diingkari oleh Drupada.

Kumbayana

Menurut versi wayang purwa, semula Dorna bernama Bambang Kumbayana, putra Resi Baratmadya dari Hargajembangan, dengan Dewi Kumbini.

Ia mempunyai saudara seayah seibu bernama Arya Kumbayaka dan Dewi Kumbayani. Dalam perjalanannya mencari Sucitra, Kumbayana  tidak dapat menyeberang sungai maka ditolong oleh seekor kuda terbang jelmaan Dewi Wilutama yang dikutuk oleh dewa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com