Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan BMKG soal Isu Gelombang Panas di Indonesia

Kompas.com - 17/10/2021, 07:32 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memberikan penjelasan merespons beredarnya informasi yang menyebutkan bahwa Indonesia dan sejumlah negara lain tengah mengalami gelombang panas.

Informasi soal gelombang panas di Indonesia itu beredar di berbagai platform media sosial.

Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Urip Haryoko mengatakan, informasi itu tidak benar.

Menurut dia, suhu panas yang dirasakan belakangan ini tak bisa disebut sebagai gelombang panas.

"Info yang beredar ini tentu tidak tepat dan tidak benar (HOAX), karena kondisi suhu panas dan terik saat ini tidak bisa dikatakan sebagai gelombang panas," ujar Urip kepada Kompas.com, Sabtu (16/10/2021).

Urip menjelaskan, gelombang panas terjadi di wilayah yang terletak pada lintang menengah dan tinggi.

Sementara, wilayah Indonesia terletak di wilayah ekuator. Dengan demikian,  secara sistem dinamika cuaca tidak memungkinkan terjadinya gelombang panas.

Baca juga: Penjelasan BMKG soal Cuaca Terasa Lebih Panas, Suhu Bisa Mencapai 36 Derajat Celcius

Dalam ilmu cuaca dan iklim, kata Urip, gelombang panas didefinisikan sebagai periode cuaca (suhu) panas yang tidak biasa. Biasanya, berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih (sesuai batasan Badan Meteorologi Dunia atau WMO) disertai oleh kelembapan udara yang tinggi.

Suatu lokasi dianggap mengalami gelombang panas, jika mencatat suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik. Misalnya, 5 derajat celcius lebih panas dari rata-rata klimatologis suhu maksimum.

Atau, setidaknya telah berlangsung dalam lima hari berturut-turut.

"Apabila suhu maksimum tersebut terjadi dalam rentang rata-ratanya dan tidak berlangsung lama, maka tidak dikatakan sebagai gelombang panas," kata Urip.

Suhu panas karena gerak semu Matahari

Sementara itu, mengenai suhu panas yang terasa di Indonesia merupakan fenomena gerak semu Matahari.

Gerak semu Matahari merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun.

Akibatnya, potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.

"Berdasarkan pantauan BMKG terhadap suhu maksimum di wilayah Indonesia, memang suhu tertinggi siang hari ini mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir," ujar Urip.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com