Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
3. Seorang dokter di rumah sakit, memeriksa seorang pria yang sangat sehat. 3 tahun kemudian, dokter tsb bertemu pria itu lagi dalam kondisi stroke .Pria itu pun bercerita:
"Beberapa waktu lalu, hari amat panas. Setelah kembali ke rumah, agar cepat dingin, saya segera mandi air dingin. Lalu, saya tidak dapat menggerakkan rahang dengan benar. Segera saya panggil ambulans untuk membawaku ke rumah sakit.."
Ingat, terutama di hari yang panas, hindari air dingin karena akan menyebabkan kontraksi pembuluh darah yang cepat.
Yang di rumah ada anak kecil, harus memberi tahu pembantu dan seisi rumah tentang hal ini.
Akhir-akhir ini cuaca panas di atas normal*
Walau mungkin kita rasa nyaman bila minum dingin, namun, itu sangat berbahaya !
Hindari meneguk langsung minuman, minumlah sedikit-demi sedikit, dengan perlahan. Tebarkan pesan ini ke keluarga-kerabat sekitar.
Semoga bermanfaat."
Berdasarkan keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Urip Haryoko mengatakan, informasi yang menyebut Indonesia sedang mengalami gelombang panas adalah tidak benar.
"Info yang beredar ini tentu tidak tepat dan tidak benar (HOAX), karena kondisi suhu panas dan terik saat ini tidak bisa dikatakan sebagai gelombang panas," ujar Urip kepada Kompas.com, Sabtu (16/10/2021).
Ia menjelaskan, gelombang panas terjadi di wilayah yang terletak pada lintang menengah dan tinggi.
Sementara, wilayah Indonesia terletak di wilayah ekuator yang secara sistem dinamika cuaca tidak memungkinkan terjadinya gelombang panas.
Urip menjelaskan, gelombang panas dalam ilmu cuaca dan iklim didefinisikan sebagai periode cuaca (suhu) panas yang tidak biasa yang biasanya berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih (sesuai batasan Badan Meteorologi Dunia atau WMO) disertai oleh kelembapan udara yang tinggi.
Untuk dianggap sebagai gelombang panas, suatu lokasi harus mencatat suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik.
Misalnya, 5 derajat celcius lebih panas dari rata-rata klimatologis suhu maksimum, dan setidaknya telah berlangsung dalam lima hari berturut-turut.
"Apabila suhu maksimum tersebut terjadi dalam rentang rata-ratanya dan tidak berlangsung lama maka tidak dikatakan sebagai gelombang panas," lanjut dia.
Urip mengatakan, mengenai suhu panas yang terasa di Indonesia merupakan fenomena adanya gerak semu Matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun.
Hal ini mengakibatkan potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.