Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Pantai di Gunungkidul Yogyakarta Belum Dibuka? Ini Penjelasannya

Kompas.com - 12/10/2021, 06:05 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Video tentang wisatawan yang tidak bisa masuk pantai di Gunungkidul Yogyakarta bertebaran di media sosial.

Mereka dicegat petugas saat akan masuk ke kawasan pantai. Bahkan ada bus-bus pariwisata yang juga kecele.

Salah satunya diunggah akun Twitter @KabarGunkid.

Yang bersangkutan mengunggah video orang-orang yang akan ke Pantai Krakal Minggu (10/10/2021) siang. Akan tetapi, mereka diminta putar balik oleh petugas.

Baca juga: 5 Tempat Wisata Malam di Yogyakarta dengan Tarif Masuk Tak Sampai Rp 5.000

Baca juga: Video Viral Ikan Berlompatan ke Pinggir Pantai di Jogja, Apa yang Terjadi?

Mengapa pantai di Gunungkidul belum dibuka?

Video viral deretan bus diminta putar balik saat menuju pantai di Gunungkidul. Hal itu lantaran pantai masih ditutupscreenshoot instagram @CeritaGunungkidul Video viral deretan bus diminta putar balik saat menuju pantai di Gunungkidul. Hal itu lantaran pantai masih ditutup

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) DIY Singgih Raharjo menegaskan bahwa pantai-pantai di Gunungkidul belum dibuka.

"Belum," kata Singgih pada Kompas.com, Minggu (10/10/2021).

Hal tersebut, imbuhnya karena belum ada perintah dari pemerintah pusat untuk kembali membuka wisata di daerah-daerah tersebut, termasuk pantai-pantai di Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca juga: [KLARIFIKASI] 35 Tempat Wisata di Yogyakarta dan Magelang Sudah Dibuka

Singgih menegaskan, pihak yang menentukan tempat wisata mana yang dibuka adalah Kementerian Pariwisata (Kemenpar) atau pemerintah pusat.

"Uji coba pembukaan tempat wisata ditentukan Kemenpar," katanya lagi.

Menurutnya, tempat wisata di Yogyakarta yang sudah dibuka baru 7 destinasi.

Hal tersebut masih belum berubah selama beberapa waktu terakhir.

Baca juga: Viral, Video Boneka Squid Game di Tugu Yogyakarta, Ini Cerita Pembuatnya

Tujuh tempat wisata di Yogyakarta yang sudah dibuka

Tebing Breksi, Sleman, Yogyakarta DOK. Shutterstock Tebing Breksi, Sleman, Yogyakarta DOK. Shutterstock

  1. Gembira Loka Zoo (GL Zoo)
  2. Tebing Breksi
  3. Pinus Sari Mangunan
  4. Seribu Batu Mangunan
  5. Pinus Pengger Mangunan
  6. Ratu Boko
  7. Merapi Park.

Sementara itu untuk mengecek tempat wisata yang sudah buka beserta jam operasionalnya masyarakat bisa menggunakan aplikasi Visiting Jogja.

Baca juga: Sejarah dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Syarat memasuki tempat wisata

Diketahui syarat wisatawan untuk masuk ke suatu tempat wisata salah satunya adalah memiliki akses ke PeduliLindungi atau 11 aplikasi lain yang bisa mengakses PeduliLindungi.

Akan tetapi banyak daerah yang tidak bisa mengakses internet atau kesulitan sinyal telekomunikasi.

Kebanyakan tempat wisata pantai di Gunungkidul kesulitan sinyal.

Seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (8/10/2021), blank spot itu ada di Pantai Wediombo, Kawasan Gunung Batur, Watulumbung, Siung, Ngedan, Gesing, Kesirat, dan Grigak.

Baca juga: Sempat Mewabah di Gunungkidul, Ini Bahaya Antraks bagi Manusia dan Hewan Ternak

Pengunjung memindai kode batang (QR Code) melalui aplikasi PeduliLindungi di Pintu Gerbang Utama Timur, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Selasa (14/9/2021). Taman Impian Jaya Ancol menjadi salah satu dari 20 destinasi wisata yang ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai lokasi uji coba tahap awal penerapan aplikasi PeduliLindungi sebagai syarat masuk tempat wisata di masa PPKM. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.ANTARAFOTO/Aprillio Akbar Pengunjung memindai kode batang (QR Code) melalui aplikasi PeduliLindungi di Pintu Gerbang Utama Timur, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Selasa (14/9/2021). Taman Impian Jaya Ancol menjadi salah satu dari 20 destinasi wisata yang ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai lokasi uji coba tahap awal penerapan aplikasi PeduliLindungi sebagai syarat masuk tempat wisata di masa PPKM. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.

Hal itu diketahui saat Dinas Pariwisata Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengidentifikasi tempat wisata yang masih kesulitan sinyal beberapa waktu lalu.

Padahal jika nantinya kawasan wisata tersebut diuji coba, pengunjung harus memindai kode QR aplikasi PeduliLindungi.

"Rata-rata di Gunungkidul kendalanya seperti itu, lebih disebabkan kondisi geografisnya," kata Kepala Diskominfo Gunungkidul Wahyu Nugroho.

Baca juga: Spesifikasi Antonov AN 124-100, Pesawat Kargo Terbesar Kedua di Dunia yang Mendarat Perdana di Bandara Internasional Yogyakarta

Dia menjelaskan kendala sinyal terjadi karena kawasan Gunungkidul geografisnya berbukit. Terutama kawasan wisata di pantai, masih ada beberapa yang tidak terjangkau sinyal.

Pihaknya berencana menggunakan kabel fiber optic yang ditarik ke wilayah Jepitu.

Akan tetapi karena anggarannya cukup besar, pihaknya akan berkoordinasi dengan Diskominfo provinsi dan pihak swasta melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) pada 2022 mendatang.

Baca juga: Apakah Aman Pergi ke Pantai atau Kolam Renang Selama Pandemi Covid-19?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Scan QR Code PeduliLindungi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com