Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Aman Pergi ke Pantai atau Kolam Renang Selama Pandemi Covid-19?

Kompas.com - 02/06/2020, 19:03 WIB
Mela Arnani,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seiring berjalannya waktu, sejumlah negara telah melonggarkan kebijakan penguncian wilayah akibat wabah virus corona.

Tempat wisata seperti pantai dan kolam renang di sebagian wilayah telah dibuka meskipun terus diwanti-wanti untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.

Meskipun Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan tidak ada bukti virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 dapat menyebar di kolam, tapi masih ada risiko penularan jika orang-orang berkumpul.

Lantas, apakah Covid-19 ditularkan melalui air?

"Tidak ada bukti bahwa virus yang menyebabkan Covid-19 dapat menular melalui air di kolam, kolam air panas, spa, atau wahana bermain air," menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) seperti dikutip dari Healthline.

Ini dikarenakan, pemeliharaan fasilitas yang benar biasanya memerlukan disinfektan, cairan yang menonaktifkan virus.

Baca juga: China Sebut Vaksin Virus Corona Siap Akhir 2020, 99 Persen Efektif

Ada risiko penularan virus corona di pantai 

"Tidak jelas apakah air laut dapat menyebarkan virus," kata Dr Robert Glatter, dokter darurat Lenox Hill Hospital di New York. 

Menurut dia, kandungan air laut yang tinggi seharusnya dapat membunuh virus, meskipun para peneliti saat ini tengah mempelajari hal tersebut untuk mendapatkan jawaban yang pasti.

Meskipun virus tidak mungkin ditularkan melalui air, hal ini tidak mengartikan jika tak ada risiko jika pergi ke kolam renang atau pantai.

Volume orang di pantai atau di kolam renang dan kemungkinan berkumpul bersama, memunculkan kekhawatiran.

"Kami tidak dapat cukup menekankan bahwa sebagian besar penularan terjadi dari orang ke orang, khususnya ketika berada dalam jarak enam kaki antar satu sama lain," kata Dr. David Goldberg, spesialis penyakit dalam dan infeksi di New York-Presbyterian Medical Group Westchester dan asisten profesor kedokteran di Columbia University Irving Medical Center.

Baca juga: Bagaimana Hukum Berenang dan Menyelam Saat Puasa?

Risiko air itu sendiri, lanjut dia, tampaknya sangat rendah. "Saya jauh lebih peduli dengan perenang lain (orang lain)," ujar dia. "Secara umum saya akan mengatakan pantai lebih aman daripada kolam renang karena dua alasan," kata Goldberg.

Alasan pertama karena air pantai jauh lebih encer sehingga jika ada kemungkinan virus masuk ke dalam air, virus akan cepat diencerkan karena itu kumpulan yang besar.

Kedua, lebih mudah untuk menjaga jarak sejauh enam kaki saat berada di pantai. Keadaan kolam renang yang ramai dikhawatirkan membuat seseorang lebih sulit untuk menjaga jarak.

Meski begitu, sangat disarankan untuk tetap menjaga kebersihan, mengenakan masker, dan menerapkan jarak sosial mengingat masih adanya pergolakan virus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Tren
6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

Tren
Istri Bintang Emon Positif 'Narkoba' Usai Minum Obat Flu, Kok Bisa?

Istri Bintang Emon Positif "Narkoba" Usai Minum Obat Flu, Kok Bisa?

Tren
Kata Media Korea Selatan Usai Shin Tae-yong Kalahkan Timnas Mereka

Kata Media Korea Selatan Usai Shin Tae-yong Kalahkan Timnas Mereka

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com