Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Bangsa Lain Bersiap ke Mars, Kita Masih Ribut soal Patung

Kompas.com - 02/10/2021, 07:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Andai saja Gatot Nurmantyo mencontoh semangat seniornya Himawan Soetanto dalam menuntut ilmu, pasti tidak akan gegabah mengeluarkan pernyataan yang tidak ada pijakan ilmiahnya.

Bantahan dari pernyataan Gatot terus bermunculan. Yang sangat telak tentu saja pernyataan pemrakarsa pembuatan patung tiga jenderal di Museum Dharma Bhakti, Markas Kostrad, Jakarta Letjen (Purn) Azmyn Yusri Nasution.

Selain menyebut tudingan Gatot Nurmantyo soal penyusupan komunis ke tubuh TNI terlalu dangkal, mantan Pangkostrad ini mengakui pembongkaran tiga patung tersebut karena alasan keyakinan dalam ajaran Islam yang melarang pembuatan dan menyimpan patung

Sejarah Peristiwa 1965

Peristiwa 1965 tidak saja mengakhiri era kekuasaan Soekarno tetapi juga dimulainya dominasi kekuasaan militer melalui Soeharto. Tuduhan PKI sebagai dalang pelaku peristiswa 1965 menjadi aras utama sejarah kita.

Saya selalu mengingat perbincangan intens dengan Mashuri Saleh, Menteri Penerangan (1973–1977) pada1995–1996.

Dia mengaku begitu kecewa dengan jalannya sejarah yang selalu dibengkokkan. Di rumah kunonya di dekat bundaran Jalan Agus Salim, Menteng, Jakarta, dia kerap cerita kalau di bangku kayu jati di ruang tamu rumah itulah skenario awal Orde Baru dirancang Soeharto.

Rumah Soeharto sebelum menetap di Jalan Cendana berada di seberang rumah Mashuri di Jalan Agus Salim juga.

Dia selalu meminta agar cerita Tommy Soeharto terkena tumpahan kuah panas sayur sop dan dirawat di RSPAD Gatot Subroto sehingga menyelamatkan Soeharto dari skenario penculikan bersama petinggi-petinggi TNI-AD lainnya terus diingat sejarah.

Mashuri yang sempat juga menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1968–1973) selalu cerita soal Soeharto yang lolos dari penculikan. Menurutnya ini janggal.  Ia juga selalu cerita soal kaitan tokoh sentral Biro Chusus PKI Sjam Kamaruzzaman dengan Soeharto.

Sjam yang dalam sejarah versi Orde Baru digambarkan sebagai salah satu otak pemberontakkan PKI, selama revolusi 1945 aktif dalam Kelompok Pathuk, Jogyakarta bersama Soeharto.

Sjam bekerja sebagai mata-mata Angkatan Darat yang bekerja untuk Soeharto. Dalam Peristiwa Madiun 1948, Sjam lolos dari pembersihan anti PKI padahal dia berada di kubu Amir Syarifuddin yang dianggap gembong PKI Madiun (Sindonews.com, 23 Oktober 2015).

Sjam menjadi tokoh terakhir PKI yang dieksekusi mati pada 1986. Tak ada yang tahu di mana jenazah Sjam dikuburkan.

Para tahanan politik yang konon pernah bersama dalam penjara yang sama dengan Sjam juga tidak tahu keberadaan makam itu.

Sjam tetap menjadi tokoh misterius karena dianggap menjerumuskan PKI dalam pusaran Peristiwa 1965 dan menjadi pemancing konflik internal di TNI AD.

Peristiwa 1965 menjadi titik awal kehancuran PKI dan kejatuhan Soekarno. Peristiwa 1965 pun menjadi titik awal kekuasaan Soeharto dan masuknya investasi asing terutama Amerika Serikat melalui Freeport di Papua.

Keluarnya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing menjadi pintu masuk sekaligus bentangan karpet merah investasi asing.

Kekritisan membaca sejarah sebaiknya kita tanamkan kepada anak, cucu, cicit serta keturunan kita nanti. Sejarah tidak mengandung kebenaran mutlak. Ia harus tetap menjadi sesuatu yang terbuka untuk direvisi demi sempurnanya fakta demi fakta. 

Winston Churchill pernah berujar, ”History has been written by the victors". Sejarah kerap ditulis oleh para pemenang.

Brigjen Nugroho Notosusanto yang pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Sejarah ABRI, Rektor UI, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di era Orde Baru, begitu piawai menulis sejarah di sekitaran Peristiwa 1965 termasuk mengedit film Pengkhianatan G30S/PKI. Sejarah-sejarah yang ditulis penuh dengan kemenangan Soeharto.

Sesungguhnya kita malu pada bangsa-bangsa lain di luar sana. Mereka tengah sibuk mengekplorasi ruang angkasa termasuk mempersiapkan diri untuk pergi ke Mars. Sementara, kita masih ribut soal patung.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

Tren
BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

Tren
Masalah Tiga Tubuh

Masalah Tiga Tubuh

Tren
Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Tren
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Tren
Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Tren
Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Tren
Aturan Batas Usia Masuk TK, SD, SMP, SMA di PPDB 2024, Simak Syaratnya

Aturan Batas Usia Masuk TK, SD, SMP, SMA di PPDB 2024, Simak Syaratnya

Tren
Membedah Kekuatan Guinea U23, Lawan Indonesia di Perebutan Tiket Terakhir ke Olimpiade Paris

Membedah Kekuatan Guinea U23, Lawan Indonesia di Perebutan Tiket Terakhir ke Olimpiade Paris

Tren
Pria 28 Tahun Ditangkap karena Merampok Rp 60 Juta Menggunakan Gunting

Pria 28 Tahun Ditangkap karena Merampok Rp 60 Juta Menggunakan Gunting

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com