Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Museum Dharma Bhakti Kostrad, Tempat Patung Penumpas G30/S PKI yang Dibongkar

Kompas.com - 28/09/2021, 15:30 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pembongkaran sejumlah patung di Museum Angkatan Dharma Bhakti, Markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) Jakarta, ramai diperbincangkan publik.

Patung-patung yang dibongkar itu adalah patung mantan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal (Purn) TNI AH Nasution, mantan Panglima Kostrad Mayjen (Purn) TNI Soeharto, dan mantan Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) Kolonel Inf (Purn) Sarwo Edhie Wibowo.

Panglima Kostrad (Pangkostrad) Letjen TNI Dudung Abdurachman pun angkat bicara.

Dia mengatakan, pembongkaran patung-patung itu merupakan permintaan dari sang penggagas patung, yakni Pangkostrad ke-34 Letjen TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution.

"Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," ujar Dudung, seperti dikutip dari Kompas.com, Senin (27/9/2021).

Dudung juga membantah anggapan yang menyebut penarikan tiga patung tersebut berarti Kostrad melupakan sejarah pemberontakan G30S/PKI.

"Itu sama sekali tidak benar," kata dia.

Lantas, seperti apa Museum Dharma Bhakti Kostrad, tempat patung-patung tersebut sebelumnya berada?

Baca juga: Patung Sejarah G30S/PKI Dibongkar, Kostrad: Permintaan Mantan Pangkostrad demi Ketenangan Lahir Batin

Tentang Museum Dharma Bhakti Kostrad

Museum Dharma Bhakti KostradKostrad.mil.id Museum Dharma Bhakti Kostrad

Mengutip Katalog Museum Indonesia yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 2018, Museum Dharma Bhakti Kostrad merupakan museum khusus yang gedungnya didirikan pada tahun 1870.

Pada awalnya gedung museum itu digunakan sebagai Kantor Komisaris Belanda.

Kemudian, setelah lahirnya Kostrad pada 6 Maret 1961, bangunan ini digunakan menjadi Kantor Mayor Jenderal (Mayjen) Soeharto yang ketika itu menjabat sebagai Pangkostrad I.

Hingga Pangkostrad XII, bangunan itu tetap berfungsi sebagai kantor. Namun, setelah itu bangunan tersebut dialihfungsikan sebagai museum.

Baca juga: Tiga Patung Penumpas G30S/PKI Dibongkar Penggagas, Pangkostrad Tidak Bisa Menolak

Saksi bisu peristiwa G30S/PKI

Gedung museum tersebut merupakan saksi bisu peristiwa Gerakan 30 September pada 1965.

Ketika itu, gedung tersebut digunakan oleh Mayjen Soeharto untuk merancang pengamanan Presiden RepubIik Indonesia I, serta menyusun rencana pencarian korban G30S.

Ide untuk menggunakan gedung tersebut sebagai museum diusulkan oleh Mayjen TNI Wiyogo Atmodarminto yang merupakan Pangkostrad X pada tahun 1980.

Selanjutnya Letjen TNI Rudini yang merupakan Pangkostrad XII menjadikan bangunan dan gedung ini sebagai museum pada tahun 1981.

Museum Dharma Bhakti Kostrad diresmikan 4 Maret 1997 oleh Presiden RI Ke-II Soeharto. Nama museum ini memiliki arti pengabdian terbaik Prajurit Kostrad.

Museum Dharma Bhakti Kostrad beralamat di Jalan Merdeka Timur No.3, RT.2/RW.1, Gambir, Jakarta Pusat, dan memiliki delapan ruangan. 

Museum ini dibuka untuk umum setiap Senin–Jumat pukul 08.00-16.00 WIB. Pengunjung tidak dikenai tarif tiket masuk untuk mengunjungi museum ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com