Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE Corona 27 September: Singapura Terapkan WFH 100 Persen | Situasi Norwegia Setelah Pembatasan Dicabut

Kompas.com - 27/09/2021, 09:02 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah negara di dunia tengah mengalami lonjakan kasus Covid-19. Salah salah satunya Singapura.

Sementara, di negara-negara lain, tren kasus menunjukkan penurunan, termasuk di Indonesia. 

Hingga Senin (27/9/2021) pagi, berdasarkan data Worldometers, total kasus infeksi virus corona di seluruh dunia mencapai 232.575.144 kasus.

Dari jumlah itu, sebanyak 4.761.434 orang meninggal dunia, dan 209.189.893 orang dinyatakan pulih.

Amerika Serikat masih menjadi negara dengan angka kasus tertinggi sampai saat ini.

Berikut ini 10 negara dengan jumlah kasus infeksi virus corona terbanyak di dunia:

  1. Amerika Serikat: 43.750.983 kasus, 706.317 orang meninggal dunia, dan 33.186.217 orang pulih
  2. India: 33.678.243 kasus, 447.225 orang meninggal dunia, dan 32,924,420 orang pulih
  3. Brasil: 21.351.972 kasus, 594.443 orang meninggal dunia, dan 20.333.908 orang pulih
  4. Inggris: 7.664.230 kasus, 136.168 orang meninggal dunia, dan 6.185.570 orang pulih
  5. Rusia: 7.420.913 kasus, 203.900 orang meninggal dunia, dan 6.604.604 orang pulih
  6. Turki: 7.039.500 kasus, 63.166 orang meninggal dunia, dan 6.497.275 orang pulih
  7. Perancis: 6.994.319 kasus, 116.463 orang meninggal dunia, dan 6.723.045 orang pulih
  8. Iran: 5.533.520 kasus, 119.360 orang meninggal dunia, dan 4.944.087 orang pulih
  9. Argentina: 5.250.402 kasus, 114.862 orang meninggal dunia, dan 5.111.596 orang pulih
  10. Kolombia: 4.951.675 kasus, 126.145 orang meninggal dunia, dan 4.791.715 orang pulih

Perkembangan pandemi virus corona di dunia

Berikut perkembangan situasi terkait pandemi Covid-19 dari berbagai negara:

Singapura

Seorang warga Singapura mendaftarkan diri untuk menjalani tes swab di pusat pengujian Covid-19.NURPHOTO/SUHAIMI ABDULLAH via DW INDONESIA Seorang warga Singapura mendaftarkan diri untuk menjalani tes swab di pusat pengujian Covid-19.
Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) mewajibkan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) bagi para pekerja mulai 27 September hingga 24 Oktober 2021.

Melansir CNA, Jumat (24/9/2021), kewajiban itu diberlakukan karena semakin meningkatnya kasus Covid-19 di Singapura.

Sebelumnya, perusahaan atau perkantoran diizinkan untuk beroperasi dengan kapasitas maksimal 50 persen pegawai bekerja di kantor atau work from office (WFO).

"Pengusaha harus terus menerapkan jam kerja yang fleksibel dan menunda kembalinya karyawan ke tempat kerja," demikian MOH melalui pernyataan resmi.

Sementara, bagi karyawan, kontraktor, dan vendor yang tidak dapat bekerja dari rumah "sangat dianjurkan" untuk melakukan tes mandiri rapid test antigen setiap minggu.

Hal itu dianjurkan untuk mencegah karyawan yang terinfeksi pergi bekerja dan menjaga tempat kerja mereka tetap aman.

“Mereka yang dapat bekerja dari rumah tetapi perlu kembali ke tempat kerja karena alasan ad-hoc dapat melakukannya setelah dites negatif melalui ART (antigen) sebelum kembali ke tempat kerja,” kata MOH.

Baca juga: Siap Berdamai dengan Covid-19, Singapura Alami Lonjakan hingga Keluarkan Aturan Pembatasan Sosial

Norwegia

Ilustrasi suasana senja musim panas di Oslo. Norwegia. Negara ini punya durasi puasa terlama yaitu sekitar 20 jam. SHUTTERSTOCK/GRISHA BRUEV Ilustrasi suasana senja musim panas di Oslo. Norwegia. Negara ini punya durasi puasa terlama yaitu sekitar 20 jam.
Polisi di Norwegia melaporkan terjadi keributan dan bentrokan, termasuk perkelahian massal di kota-kota besar negara itu pada Minggu (26/9/2021).

Melansir AP News, Minggu (26/9/2021), kegaduhan itu diduga terjadi setelah jalanan, bar, restoran dan klub malam dipenuhi dengan orang-orang yang merayakan berakhirnya pembatasan Covid-19 yang berlangsung selama lebih dari setahun.

Pemerintah Norwegia pada Jumat (24/9/2021) secara tiba-tiba mengumumkan bahwa sebagian besar pembatasan sosial yang tersisa akan dihapus mulai Sabtu (25/9/2021) dan kehidupan di negara berpenduduk 5,3 juta itu akan kembali normal.

Pengumuman tak terduga oleh Perdana Menteri Erna Solberg itu mengejutkan banyak orang Norwegia dan menyebabkan timbulnya kekacauan ibu kota Oslo, dan di tempat-tempat lain di negara itu.

“Sudah 561 hari sejak kita menerapkan tindakan terberat di Norwegia di masa damai,” kata Solberg pada konferensi pers Jumat (24/9/2021).

“Sekarang waktunya telah tiba untuk kembali ke kehidupan sehari-hari yang normal,” ujar dia.

Perayaan gaduh oleh ratusan warga di seluruh Norwegia dimulai Sabtu sore dan berlangsung hingga Minggu dini hari waktu setempat.

Polisi mengatakan, kerusuhan dilaporkan di beberapa tempat, termasuk di kota selatan Bergen dan pusat kota Trondheim, tetapi situasi terburuk terjadi di Oslo.

Antrean panjang terlihat di luar klub malam, bar dan restoran Oslo Sabtu malam dan polisi mencatat setidaknya 50 perkelahian dan gangguan pada malam hari itu.

Sertifikat bukti vaksinasi maupun hasil tes negatif Covid-19 tidak diperlukan untuk memasuki tempat-tempat semacam itu di Norwegia.

“Itulah yang saya prediksi akan terjadi,” kata seorang manajer klub malam, Johan Hoeeg Haanes, di Oslo kepada surat kabar Norwegia VG.

“Itu adalah situasi yang mengancam nyawa, karena mereka (pemerintah) tidak memberi kami pemberitahuan setidaknya beberapa hari sebelumnya. Ini adalah situasi yang berbahaya, karena polisi mengatakan semua tempat penuh sesak,” kata dia.

Di antara insiden yang terjadi, media Norwegia melaporkan bahwa polisi menerima aduan tentang seorang pria yang membawa parang di bus di Oslo dan orang-orang pingsan saat menunggu untuk masuk ke pub di Trondheim.

Amerika Serikat

New YorkFlorian Wehde New York
Gubernur New York Kathy Hochul sedang mempertimbangkan untuk mempekerjakan Garda Nasional dan pekerja medis di luar negara bagian untuk mengisi kekurangan puluhan ribu staf rumah sakit di negara bagian itu.

Melansir Reuters, Minggu (26/9/2021), wacana itu muncul karena puluhan ribu staf rumah sakit di New York hingga kini masih belum sepenuhnya tervaksinasi Covid-19.

Hochul mengatakan, negara bagian sedang mempertimbangkan untuk menggunakan petugas Garda Nasional dengan pelatihan medis, untuk menjaga agar rumah sakit dan fasilitas medis lainnya tetap memiliki staf yang memadai.

Kantor gubernur menyebutkan, hingga kini sekitar 16 persen dari 450.000 staf rumah sakit negara bagian, atau sekitar 70.000 pekerja, belum sepenuhnya divaksinasi.

"Kita masih berjuang melawan Covid-19 untuk melindungi orang yang kita cintai," kata Hochul saat mengumumkan rencana tersebut.

"Saya memuji semua petugas kesehatan yang telah meningkatkan diri untuk divaksinasi, dan saya mendesak semua petugas kesehatan yang tersisa yang tidak divaksinasi untuk melakukannya sekarang sehingga mereka dapat terus memberikan perawatan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com