KOMPAS.com - Listrik kini sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Banyak benda penunjang kehidupan dapat berfungsi setelah dialiri listrik.
Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Jumat (3/9/2021), menurut catatan para ilmuwan, listrik pertama kali ditemukan pada sekitar tahun 600 sebelum masehi (SM) oleh seorang cendekiawan asal Yunani yang bernama Thales.
Thales menemukan listrik setelah mengamati batu amber yang dapat menarik benda ringan di dekatnya setelah digosok dengan kain wol.
Saat itu Thales belum mengetahui bahwa fenomena yang dilihatnya adalah contoh listrik statis.
Selanjutnya, listrik ditemukan kembali oleh ilmuwan asal Inggris yaitu William Gilbert, setelah meneruskan penelitian terhadap batu amber pada tahun 1733.
Baca juga: Sejarah Kekuasaan Versus Sejarah Kemanusiaan
Fenomena tertariknya benda ringan oleh batu amber yang telah digosokkan pada kain wol pun disebut electric. Penyebutan itu diambil dari bahasa Yunani, electron, yang berarti batu amber.
Sejak saat itu, penelitian Gilbert berfokus mengenai listrik dan magnet. Sampai selanjutnya muncul ilmuwan lain yang turut melakukan penelitian serupa.
Orang ketiga yang meneliti listrik adalah Charles du Fay. Ilmuwan asal Prancis ini melakukan penelitian terhadap listrik pada tahun 1739.
Berdasarkan hasil penelitian Charles du Fay inilah terbukti bahwa listrik terdiri dari muatan negatif dan positif.
Selanjutnya, Benjamin Franklin, salah satu peneliti listrik yang paling terkenal dari Amerika.
Franklin melakukan percobaan yang cukup unik pada tahun 1752. Dia menerbangkan kunci besi yang terikat pada layang-layang ke langit saat banyak petir.
Baca juga: 10 Gempa Terdahsyat di Dunia, Sejarah Mencatat 2 Terjadi di Indonesia
Petir pun menyambar kunci besi dan memercikkan api kecil. Percikan itupun mengenai punggung tangan Franklin. Franklin meyakini, percikan yang mengalir ke punggung tangannya adalah listrik.
Pada periode 1800-an, para ilmuwan masih kesulitan untuk membuat sumber listrik. Pada periode ini, penelitian terhadap listrik dilanjutkan oleh seorang ilmuwan dari Italia bernama Alessandro Volta.
Dalam penelitian tersebut, Volta mencelupkan kertas ke dalam air garam, kemudian dia menempatkan zinc dan tembaga pada kedua ujung kertas.
Reaksi kimia yang terjadi pada uji coba itu ternyata mampu menghasilkan listrik. Penelitian inilah yang menjadi awal mula penemuan sel listrik.