KOMPAS.com – Perkembangan virus corona, Kamis (16/9/2021), menunjukkan kasus Covid-19 masih terus bertambah.
Hingga kini, negara-negara masih berjuang mengatasi pandemi.
Mengutip data Worldometers, hingga pagi ini, jumlah kasus infeksi virus corona di dunia sebanyak 227.162.287.
Dari angka itu, sebanyak 4.671.602 orang meninggal dunia, dan 203.830.208 orang sembuh.
Berikut ini 10 negara dengan kasus terbanyak di dunia:
Kuba meminta 3 vaksin Covid-19 buatan negaranya mendapatkan persetujuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Permintaan tersebut dilakukan saat Kuba memulai penyuntikan vaksin secara massal termasuk kepada balita.
Saat ini, Kuba menggunakan vaksin lokal dan menjadi salah satu negara dengan tingkat vaksinasi tercepat di dunia.
Adapun vaksin lokal yang digunakan yakni Abdala, Soberana-2, dan Soberana Plus.
Seluruh vaksin tersebut telah disetujui digunakan untuk penggunaan darurat oleh regulator kesehatan di negara itu, ketika terjadi lonjakan kasus Covid-19 dengan varian Delta.
Kuba merupakan satu-satunya negara di Karibia yang mengembangkan vaksinnya sendiri.
Lebih dari 65 persen orang di Kuba telah disuntik satu suntikan. Sementara, 37 persen sudah mendapatkan 3 kali suntikan.
Negara ini mengklaim vaksinnya memiliki kemanjuran di atas 90 persen.
Adapun kampanye vaksinasi negara itu telah digalakkan termasuk untuk balita yang akan mulai mendapatkan suntikan pertama pada Kamis (16/9/2021).
Dikutip dari Reuters, Pejabat Kementerian Kesehatan Masyarakat Kuba, dokter Maria Elena Soto, mengatakan, penyuntikan untuk anak usia 6 tahun yang dilakukan di negaranya merupakan yang pertama di dunia.
Negara itu juga melakukan pengujian massal di kota-kota di sepanjang pantai timur, Rabu (15/9/2021).
Dikutip dari Wasshington Post, pengujian massal tersebut telah ditempatkan di stasiun tol di sekitar Putian, Provisi Fujian.
Adapun Kota Xiamen dan Quanzhou yang berdektan dengan Putian, saat ini juga telah membatasi perjalanan karena penyebaran varian Delta di wilayah itu.
Komisi Kesehatan Nasional China menyebutkan, ada tambahan 50 kasus yang didiagnosis di sejumlah negara bagian Fujian.
Sementara, Pfizer menyebutkan, berdasarkan data dari Amerika Serikat dan Israel, kemanjuran vaksin Covid-19 berkurang seiring waktu.
Perusahaan tersebut juga menyatakan bahwa dosis booster aman dan efektif untuk menangkal varian baru.
Menurut Pfizer, data dari Israel menunjukkan, booster diperlukan untuk disuntikkan dalam waktu setelah enam bulan penyuntikan dosis kedua.
Namun, FDA memperingatkan, penelitian-penelitian yang ada saat ini masih bias terkait kapan suntikan sebaiknya dilakukan.
“Ada banyak studi yang berpotensi relevan, tetapi FDA belum secara independen meninjau atau memverifikasi data yang mendasari atau kesimpulannya,” ujar peninjau FDA dikutip dari Washinton Post.
Italia menjadi negara pertama di Eropa yang melakukan itu sebagai upaya mempercepat vaksinasi.
Dikutip dari Reuters, awalnya sertifikat tersebut untuk syarat perjalanan saja, namun sekarang juga dipakai untuk mengakses tempat-tempat publik.
Reuters, memberitakan, panti jompo di Perancis kini menghadapi krisis baru karena ketidakpatuhan para stafnya untuk divaksinasi.
Hal ini membuat panti jompo di Perancis kekurangan staf untuk merawat penghuni panti.
Pada Rabu (15/9/2021), Perancis memandatkan agar mereka yang bekerja di panti jompo mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Di bawah aturan yang baru, semua pekerja di sektor perawatan kesehatan, perawatan rumah, asisten rumah tangga maupun teknisi perawatan darurat harus divaksin pada 15 September 2021.
"Kami merasa seperti sedang hidup melalui gelombang ketiga, tetapi kali ini adalah gelombang sumber daya manusia," kata Emmanuel Chignon, salah seorang petugas panti jompo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.