"Trauma ini bisa semakin intens saat korban kembali melihat pelaku, baik secara langsung maupun tidak langsung di layar kaca," kata Retno.
Ia mengatakan, edukasi kekerasan seksual memang diperlukan, tetapi tidak lantas memberi ruang pada pelaku kejahatan tersebut untuk leluasa tampil di depan publik.
Dalam kasus Saipul Jamil, menurut Retno, yang bersangkutan tidak memiliki kompetensi untuk memberikan edukasi mengenai hal tersebut.
"Tentu saja bukan Saipul Jamil, tapi serahkan pada ahlinya. Misalnya seorang psikolog dan ahli hukum. Bukan dilakukan oleh pelaku kekerasan seksual itu sendiri," kata Retno.
Seperti diketahui, artis Saipul Jamil baru saja selesai menjalani masa hukumannya pada 2 September 2021.
Ia bebas murni setelah mendapat remisi 30 bulan dari dua kasus yang menjeratnya, yaitu penyuapan dan pencabulan.
Seusai bebas, Saipul Jamil disambut meriah bak pahlawan oleh para penggemarnya. Beberapa stasiun televisi pun mengundang Saipul Jamil sebagai bintang tamu.
Glorifikasi terhadap Saipul Jamil ini pun menuai kontroversi. Bahkan, muncul petisi yang menuntut agar Saipul Jamil tak lagi diizinkan tampil di TV dan Youtube.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.