Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Internet Bisa Mati Berbulan-bulan Akibat Badai Matahari, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Kompas.com - 11/09/2021, 10:32 WIB
Farid Assifa

Penulis

KOMPAS.com - Internet di bumi bisa mati berbulan-bulan akibat badai matahari ekstrem.

Demikian peringatan peneliti di Amerika Serikat.

Fenomena alam dan dampaknya itu dijelaskan dalam sebuah penelitian berjudul "Sola Superstorms: Planning for an Internet Apocalypse".

Penelitian tersebut disusun oleh Sangeetha Abdu Jyothi, asisten profesor di University of California, Irvine, AS.

Menurut Jyothi, infrastruktur yang ada di bumi belum siap menghadapi badai matahari secara ekstrem dan dalam skala besar.

Baca juga: Separah Apa Kiamat Internet yang Dipicu Badai Matahari Ekstrem?

Kata dia, matahari kerap mengirimkan partikel bermuatan magnet ke bumi dalam kecepatan tertentu. Fenomena itu biasa disebut pula solar wind.

Solar wind keluar dari lapisan matahari yang bernama korona. Partikel ini kemudian dilepaskan dalam jumlah besar, mengikuti semburan matahari dan letusan lainnya.

Solar wind adalah partikel bermuatan plasma terdiri dari campuran proton dan elektron (partikel magnet), ditambah beberapa elemen yang lebih berat.

Partikel magnet yang dikirim dalam jumlah dan kecepatan yang wajar, dapat ditepis oleh lapisan terluar Bumi.

Namun, dalam kurun waktu tertentu, solar wind bisa menjadi badai matahari yang besar.

Hal inilah yang kemudian akan menyebabkan adanya gangguan geomanetik di Bumi dan dapat berimbas pada infrastruktur jaringan internet.

Dari berbagai infrastruktur jaringan internet yang ada, kabel bawah laut menjadi infrastruktur yang paling terdampak bila badai matahari ekstrem ini terjadi.

Jyothi memprediksi badai matahari ekstrem juga bisa menyebabkan "kiamat internet", khususnya berdampak pada internet yang menggunakan infrastruktur kabel bawah laut yang menghubungkan antar negara bahkan antarbenua.

Sebab, infrastruktur kabel internet bawah laut ini dilengkapi dengan repeater, dengan jarak sekitar 30 hingga 90 mil (50 hingga 150 kilometer).

Repeater inilah yang rentan terhadap arus geomagnetik, yang kemungkinan terjadi selama badai matahari ekstrem.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com