KOMPAS.com - Sebuah studi memperingatkan, kabel bawah laut yang menghubungkan negara-negara bisa offline selama berbulan-bulan, akibat dampak dari Badai Matahari besar.
Matahari selalu menghujani Bumi dengan kabut partikel magnet yang dikenal sebagai angin matahari.
Namun, perisai magnet bumi menghalangi angin listrik ini, sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada bumi maupun mengenai penghuninya.
Caranya dengan membelokkan angin listrik itu menuju kutup bumi dan menciptakan aurora yang indah.
Akan tetapi setiap abad atau lebih, angin itu meningkat menjadi badai matahari besar, seperti yang diperingatkan oleh penelitian baru di konferensi komunikasi data SIGCOMM 2021.
Baca juga: Mengenang 20 Tahun Tragedi 9/11, Apa yang Terjadi Saat Itu?
Dikutip Live Science, 6 September 2021, mereka memperingatkan hasil dari cuaca luar angkasa yang ekstrem seperti itu bisa menjadi bencana besar bagi cara hidup modern manusia.
Singkatnya, badai matahari yang parah dapat menjerumuskan dunia ke dalam "kiamat internet" yang membuat sebagian besar masyarakat offline selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
Hal itu seperti disampaikan Sangeetha Abdu Jyothi, asisten profesor di University of California, yang merupakan penulis di makalah penelitian. Makalah tersebut belum muncul dalam jurnal peer-review.
"Apa yang benar-benar membuat saya berpikir tentang ini adalah bahwa dengan pandemi kita melihat betapa tidak siapnya dunia. Tidak ada protokol untuk menghadapinya secara efektif, dan itu sama dengan ketahanan internet. Infrastruktur kami tidak siap untuk peristiwa matahari skala besar," kata Abdu Jyothi kepada WIRED.
Sebagian dari masalahnya adalah badai matahari yang ekstrem (juga disebut lontaran massa koronal) relatif jarang terjadi.
Para ilmuwan memperkirakan kemungkinan cuaca luar angkasa ekstrem yang berdampak langsung ke bumi antara 1,6% hingga 12% per dekade, menurut makalah Abdu Jyothi.
Baca juga: Bantuan Kuota Kemendikbud Cair Hari Ini: Cara Cek dan Situs yang Bisa Diakses
Dalam sejarah, badai matahari baru-baru ini yang tercatat terjadi pada 1859 dan 1921.
Insiden sebelumnya, yang dikenal sebagai Peristiwa Carrington, menciptakan gangguan geomagnetik yang begitu parah di bumi sehingga kabel telegraf terbakar.
Selain itu, aurora yang biasanya hanya terlihat di dekat kutub planet, saat itu terlihat di dekat khatulistiwa Kolombia.
Badai yang lebih kecil juga bisa berdampak besar, seperti yang terjadi pada bulan Maret 1989 yang membuat seluruh provinsi Quebec di Kanada padam selama sembilan jam.