Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: 9 September 2004, Bom di Depan Kedubes Australia

Kompas.com - 09/09/2021, 08:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 17 tahun lalu, tepatnya 9 September 2004, sebuah bom meledak di depan Kantor Kedutaan Besar (Kedubes) Australia, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.

Ledakan itu berasal dari bom mobil, modus yang mirip dengan kejadian di Bali dan Hotel JW Marriott Jakarta.

Harian Kompas, 10 September 2004 memberitakan, ledakan bom tersebut juga menimbulkan kerusakan parah pada belasan gedung di sekitarnya yang berjarak sekitar 300 meter.

Beberapa gedung yang rusak berat-selain Kantor Kedubes Australia-di antaranya Plaza 89, Kantor Kementerian Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Menara Gracia, Graha Binakarsa, Sentra Mulia, dan kantor eks Bank Uppindo.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Brianna LaHara, Anak Berusia 12 Tahun Dituntut karena Download Musik Ilegal

Lubang diameter 2 meter

Di pusat ledakan, terdapat lubang berdiameter sekitar dua meter dengan kedalaman tak sampai satu meter.

Pusat ledakan itu persis berada di depan hidran sehingga air langsung menggenangi lokasi tersebut.

Seorang pejabat keamanan Malaysia meyakini, Dr Azahari Husin berada di balik ledakan tersebut.

Azahari merupakan tokoh yang kini diburu pihak keamanan internasional karena diduga terlibat dalam sejumlah pengeboman di Indonesia, termasuk bom Bali bulan Oktober 2002 yang menewaskan 202 orang.

"Kami percaya Azahari di belakang peledakan bom ini. Ia memiliki keahlian untuk merakit bahan peledak untuk peledakan bom dengan skala sebesar ini," kata pejabat yang tidak bersedia disebutkan namanya itu.

Sesaat setelah kejadian ini, polisi menetapkan empat orang sebagai tersangka. Dari empat orang itu, tiga tersangka di antaranya berinisial UB, IS, dan DN.

Mereka ditahan sebelum bom meledak di Kedubes Australia lantaran diduga telah menyembunyikan Dr Azahari, dikutip dari Harian Kompas, 19 September 2004.

Selain itu, salah satu tersangka, Rois alias Iwan Darmawan alias Hendi alias Agam, mengatakan, peledakan bom di depan Gedung Kedubes Australia merupakan ide dari Dr Azahari yang disampaikan pada pertengahan Agustus 2004.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Munir Dibunuh di Udara

Kesaksian korban

Saat bom meledak, salah seorang korban bernama Sudarsono tengah melintas di depan Kedubes Australia untuk menjemput anaknya di SD Besuki.

Saat itu, tiba-tiba terdengar ledakan keras dan mobil yang dikendarainya kemudian melayang di udara lalu terempas ke aspal.

Sudarsono mengalami luka dalam akibat tergencet mobil.

Istrinya, Nesye, mengungkapkan, kaca mobil sedan yang dikendarai suaminya hancur, sementara bodi mobil melesak ke dalam.

Sudarsono sendiri terjepit di dalam mobilnya. Ia berhasil keluar dari kendaraannya setelah menendang pintu mobil dan ditolong beberapa warga.

"Saya tahu ada bom meledak langsung dari suami saya sendiri. 'Ma, Ma, saya kena bom'. Setelah itu terdengar ledakan lagi dan suara-suara kaca pecah," kata Nesye, dikutip dari pemberitaan Harian Kompas, 11 September 2004.

"Terus teleponnya mati. Saya telepon balik tidak diangkat. Saya panik sekali," ujar dia.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Mandala Jatuh dan Meledak di Medan, 149 Tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com