Tingkat kematian 24-88 persen
WHO mengatakan tingkat kematian berkisar antara 24 persen hingga 88 persen pada wabah sebelumnya, tergantung pada jenis virus dan manajemen kasus.
Meskipun tidak ada vaksin atau perawatan antivirus yang disetujui, rehidrasi oral atau intravena dan pengobatan gejala spesifik meningkatkan tingkat kelangsungan hidup.
Pekan lalu, otoritas kesehatan di Guinea mengkonfirmasi satu kematian akibat Marburg.
Penemuan virus itu terjadi hanya dua bulan setelah WHO mengumumkan berakhirnya wabah Ebola kedua di Guinea.
Baca juga: Virus Ebola Muncul di Pantai Gading, Apa Bahaya dan Gejalanya?
Setelah sempat dinyatakan berakhir pada bulan Juni lalu, wabah Ebola menyerang Afrika Barat lagi. Ebola mirip dengan dengan Virus Marburg.
Wabah Ebola kedua di Guinea yang dimulai tahun lalu telah menewaskan 12 orang, dikutip dari Aljazeera, 16 Agustus 2021.
Kasus pertama Ebola kali ini tercatat oleh Abidjan, pusat ekonomi Pantai Gading.
Kasus itu berasal dari seorang wanita Guinea berusia 18 tahun yang tiba di negara itu pada 11 Agustus, dia telah melakukan perjalanan melalui jalan darat dari Labe di Guinea.
Ebola menyebabkan demam parah dan, dalam kasus terburuk, pendarahan tak terbendung.
Penyakit ini ditularkan melalui kontak dekat dengan cairan tubuh, dan orang-orang yang tinggal bersama atau merawat pasien adalah yang paling berisiko.
Tingkat kematian bervariasi dari 25 hingga 90 persen, menurut wabah sebelumnya, meskipun peluang untuk bertahan hidup meningkat secara signifikan jika penyakit ini terlihat pada tahap awal.
Baca juga: Besok Malam Ada Fenomena Blue Moon, Kapan Waktu Puncak dan Apa Istimewanya?
Afrika Barat masih berjuang melawan wabah Covid-19.
Menurut data WHO, Afrika Barat dalam sebulan terakhir mencatat jumlah kematian Covid-19 tertinggi sejak pandemi dimulai.
Kasus Covid-19 melonjak di Pantai Gading, Guinea, dan Nigeria.