Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Covid-19, Afrika Barat Diserang 4 Wabah Sekaligus, Apa Saja?

Kompas.com - 21/08/2021, 15:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia telah memperingatkan wabah lain selain Covid-19.

Diberitakan Aljazeera, Kamis (19/8/2021), Afrika Barat menghadapi wabah baru demam berdarah virus Marburg dan Ebola, sementara sistem kesehatan kurang memadai.

Badan kesehatan dunia mengatakan, Afrika Barat menghadapi tantangan kompleks dari berbagai wabah yang dapat membebani sistem perawatan kesehatan.

Menurut direktur regional WHO untuk Afrika, Matshidiso Moeti, wabah baru menunjukkan banyak tantangan yang dihadapi pemerintah secara paralel dengan pandemi.

“Kami sangat prihatin dengan Afrika Barat. Memerangi banyak wabah adalah tantangan yang kompleks,” kata Moeti.

Di Afrika Barat saat ini tengah menghadapi Covid-19, Virus Marburg, H5N1, sekaligus Ebola.

Baca juga: Apakah Virus Marburg Berpotensi Masuk ke Indonesia? Ini Kata Epidemiolog

1. Virus Marburg

Virus yang mematikan itu menyerang Afrika Barat, tepatnya Gueckedou, Guinea tenggara. Kasus Marburg ini menurut WHO adalah yang pertama di Afrika Barat.

Melansir Aljazeera, 10 Agustus 2021, menurut pemaparan WHO, virus itu ditemukan dalam sampel yang diambil dari seorang pasien yang meninggal pada 2 Agustus di prefektur Gueckedou selatan.

Kasus ini terdeteksi di sebuah desa di kawasan hutan dekat perbatasan Sierra Leone dan Liberia. WHO menyebutkan, seorang pria mengalami gejala infeksi sejak 25 Juli.

Kepala negara WHO di Guinea Georges Ki-Zerbo mengatakan, Marburg telah beredar di hewan, terutama kelelawar di Guinea selatan dan tetangga Sierra Leone dan Liberia.

Patogen cenderung berpindah dari hewan ke manusia di wilayah tersebut karena interaksi yang erat, terutama dalam kegiatan berburu dan memakan "bushmeat" dari alam liar.

Marburg terkait erat dan penularan antar manusia biasanya melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya.

Virus Marburg biasanya dikaitkan dengan paparan gua atau tambang yang menampung koloni kelelawar Rousettus. Virus ini dibawa oleh kelelawar dan memiliki tingkat kematian hingga 88 persen.

Setelah menginfeksi manusia, virus itu menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi, atau dengan permukaan dan bahan yang terkontaminasi, menurut WHO.

Penyakit ini dimulai tiba-tiba, dengan demam tinggi, sakit kepala parah dan rasa tidak nyaman.

Tingkat kematian 24-88 persen

WHO mengatakan tingkat kematian berkisar antara 24 persen hingga 88 persen pada wabah sebelumnya, tergantung pada jenis virus dan manajemen kasus.

Meskipun tidak ada vaksin atau perawatan antivirus yang disetujui, rehidrasi oral atau intravena dan pengobatan gejala spesifik meningkatkan tingkat kelangsungan hidup.

Pekan lalu, otoritas kesehatan di Guinea mengkonfirmasi satu kematian akibat Marburg.

Penemuan virus itu terjadi hanya dua bulan setelah WHO mengumumkan berakhirnya wabah Ebola kedua di Guinea.

Baca juga: Virus Ebola Muncul di Pantai Gading, Apa Bahaya dan Gejalanya?

2. Ebola

Setelah sempat dinyatakan berakhir pada bulan Juni lalu, wabah Ebola menyerang Afrika Barat lagi. Ebola mirip dengan dengan Virus Marburg.

Wabah Ebola kedua di Guinea yang dimulai tahun lalu telah menewaskan 12 orang, dikutip dari Aljazeera, 16 Agustus 2021.

Kasus pertama Ebola kali ini tercatat oleh Abidjan, pusat ekonomi Pantai Gading.

Kasus itu berasal dari seorang wanita Guinea berusia 18 tahun yang tiba di negara itu pada 11 Agustus, dia telah melakukan perjalanan melalui jalan darat dari Labe di Guinea.

Ebola menyebabkan demam parah dan, dalam kasus terburuk, pendarahan tak terbendung.

Penyakit ini ditularkan melalui kontak dekat dengan cairan tubuh, dan orang-orang yang tinggal bersama atau merawat pasien adalah yang paling berisiko.

Tingkat kematian bervariasi dari 25 hingga 90 persen, menurut wabah sebelumnya, meskipun peluang untuk bertahan hidup meningkat secara signifikan jika penyakit ini terlihat pada tahap awal.

Baca juga: Besok Malam Ada Fenomena Blue Moon, Kapan Waktu Puncak dan Apa Istimewanya?

3. Covid-19

Afrika Barat masih berjuang melawan wabah Covid-19.

Menurut data WHO, Afrika Barat dalam sebulan terakhir mencatat jumlah kematian Covid-19 tertinggi sejak pandemi dimulai.

Kasus Covid-19 melonjak di Pantai Gading, Guinea, dan Nigeria.

Ketiganya baru-baru ini dilanda wabah lain (Ebola dan Marburg).

4. H5N1

Secara terpisah, Pantai Gading telah mengidentifikasi wabah flu burung H5N1 yang sangat patogen di dekat ibu kota komersial Abidjan dan telah mengambil langkah-langkah untuk mengekang penyebarannya, menurut laporan pemerintah, Kamis, 19 Agustus 2021.

Melansir Reuters, 19 Agustus 2021, menurut kementerian pengujian mengkonfirmasi keberadaan virus setelah sejumlah besar unggas mulai mati di komune Grand Bassam pada 20 Juli.

Pergerakan unggas telah dibatasi di dalam area Grand Bassam, yaitu sekitar 42 kilometer di luar Abidjan. Impor unggas dari negara lain yang terinfeksi telah ditangguhkan.

Pantai Gading, yang terakhir mendeklarasikan wabah flu burung pada tahun 2006 dan 2015, adalah negara terbaru dari beberapa negara Afrika Barat yang mengumumkan wabah H5N1.

Togo dan Ghana memusnahkan ribuan burung setelah mendeteksi kasus pada bulan Juni dan Juli. Kasus juga telah terdeteksi di Niger, Burkina Faso, Nigeria, Mauritania dan Senegal tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com