Selain itu, vaksin yang sudah jadi juga akan melalui proses quality control.
Artinya, harus ada waktu bagi Kemenkes untuk menerima dan mendiskusikan penyebaran vaksin Covid-19 tersebut.
Dikutip dari Kompas.com, Sabtu (31/7/2021), Juru Bicara Bio Farma Bambang Heriyanto menyampaikan bahwa sebanyak 117,1 juta dosis bulk vaksin Covid-19 telah diproses hingga 29 Juli 2021 dan menghasilkan 92,1 juta dosis produk jadi.
Dari jumlah itu, 74 juta dosis di antara sudah mendapatkan lot rilis dan 18,1 juta dosis dalam proses karantina.
Bambang mengatakan, distribusi vaksin oleh Bio Farma tergantung pada permintaan dan Kementerian Kesehatan.
Dari penjabaran penyebab itu, Nadia mengimbau kepada petugas vaksinasi untuk tetap patuh dalam melaporkan stok vaksinnya.
"Karena kalau tidak mengupdate stok vaksinnya, kita tidak bisa menindaklanjutinya," ujar Nadia.
Baca juga: Viral Foto Influencer Diduga Suntik Vaksin Ketiga, Penjelasan Kemenkes, dan Tanggapan Epidemiolog
Terkait dampak yang terjadi jika keterbatasan stok vaksin di daerah adalah proses penyuntikan dosis kedua vaksin Covid-19 menjadi tidak sesuai jadwal.
"Kalau kita bicara soal dosis kedua, sampai sekarang dosis kedua itu kalau terlambat tidak terlalu menjadi masalah," ujar Nadia.
Menurutnya, jika di wilayah itu sudah tersedia vaksin harus segera dilakukan penyuntikan, maksimum 1 bulan jeda antara vaksinasi dosis pertama dengan dosis kedua.
Ia menambahkan, bagi orang sakit juga diperbolehkan untuk vaksinasi jika kondisinya sudah membaik.
Di sisi lain, Nadia juga menjelaskan mengenai data progres rilis dan distribusi dosis vaksin untuk Covid-19 dari Kemenkes pada Senin (2/8/2021).
Berikut rinciannya:
Untuk progres rilis berdasarkan jenis vaksinnya yakni:
Vaksin CoronaVac