Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta-Fakta Pria di Toba yang Dianiaya karena Positif Covid-19

Kompas.com - 25/07/2021, 10:42 WIB
Artika Rachmi Farmita

Penulis

KOMPAS.com - Warganet dihebohkan oleh sebuah video berdurasi 37 detik di media sosial yang memperlihatkan seorang pria diikat dan dipukuli oleh warga. Dalam caption video yang diunggah akun @jhosua_lubis, disebutkan bahwa pria itu terjangkit positif Covid-19.

Pria bernama Salamat Sianipar (45), warga Desa Sianipar Bulu Silape, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba, Sumut, dianiaya warga setempat. Penganiayaan diduga karena warga menolak Salamat yang merupakan pasien Covid-19 isolasi mandiri di rumah.

Mengapa warga menganiaya Salamat? Berikut beberapa fakta yang bisa diamati menurut berbagai sumber yang dirangkum kontributor Kompas.com di Kabupaten Toba:

Baca juga: Viral, Video Pria Positif Covid-19 Diikat, Diseret dan Dipukuli Warga di Kabupaten Toba

1. Positif Covid-19, isolasi mandiri di rumah

Keponakan Salamat, Jhosua Lubis menjelaskan, awalnya Salamat merasakan indra perasa dan penciumannya menghilang.

"Mulanya tulang (paman/om) saya mengeluh hilang penciuman dan perasa, bersama dengan salah satu pekerjanya yang sama-sama bekerja di bengkel," kata Jhosua yang dikonfirmasi Kompas.com lewat sambungan telepon, Sabtu (24/7/2021).

Salamat lalu memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan setempat dan hasilnya dinyatakan positif Covid-19. Dia dianjurkan oleh petugas kesehatan untuk melakukan isolasi mandiri.

"Karena gejala ringan, jadi dianjurkan petugas kesehatan untuk isolasi mandiri di rumah. Dan tulang saya menurutinya," ujar Jhosua.

2. Isolasi dipindahkan ke gubuk di tengah hutan

Sebagai jalan tengah, lokasi isolasi Salamat dipindahkan ke sebuah gubuk oleh aparat desa. Ia ditempatkan di dalam hutan yang berada jauh dari desa.

Beberapa hari di sana, Salamat merasa depresi hingga memutuskan kembali ke rumah pada Kamis (22/7/2021). "Tulang saya sempat dijauhkan dan dibuat di gubuk di dalam hutan. Rupanya dia tidak tahan dan depresi, makanya kembali ke rumah."

Baca juga: Sempat Viral Obat Covid-19, Ada Politikus PDI-P di Balik Ivermectin?

3. Diduga stres terkena Covid-19

Dikutip dari TribunMedan.com, Sekretaris Daerah Kabupaten Toba Audi Murphy Sitorus mengatakan, kejadian tragis tersebut disebabkan Salamat berperilaku aneh. Setelah tahu dirinya terkonfirmasi positif Covid-19, ia langsung memeluki warga agar tertular virus corona.

"Kemarin saat terpapar (Covid-19), entah stres atau apa, asal ketemu sama orang, dipelukinya orang supaya kena juga," kata Audy dikutip dari TribunMedan.com.

Salamat juga ingin memeluk Wakapolsek saat datang untuk memantau waktu itu. "Bidan desa itu juga saat mau memakaikan APD langsung dipeluknya," sambungnya.

Kesal dengan ulahnya, warga terpicu marah dan mengamuk. Mereka mengikat dan menganiaya Salamat. "Kejadiannya hari Kamis (22/7/2021) kemarin. Waktu itu Satgas sudah mau mengamankan yang bersangkutan karena tindakannya aneh-aneh," ungkapnya.

4. Ditolak tetangga karena kembali ke rumah

Tak tahan sendirian di gubuk tengah hutan, Salamat berjalan kembali ke rumahnya. Saat itulah masyarakat setempat menyadari kedatangannya, lalu memaksa Salamat agar kembali ke tempat isolasinya semula.

Namun yang terjadi, Salamat malah dianiaya. Ia diseret dalam kondisi tubuh terikat kemudian dipukuli seperti hewan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com