Henry menambahkan, lama waktu berjemur juga dipengaruhi oleh tipe kulit. Dari enam tipe kulit yang berbeda, mayoritas orang Asia Tenggara berada di urutan 4 dan 5.
“Kita kalau jemur rata-rata perlu tiga sampai empat kali lebih banyak daripada bule-bule untuk mendapatkan vitamin D yang sama. Itu susah, makanya bisa kita ganti juga dengan suplemen," kata dia.
Baca juga: 5 Manfaat Vitamin D yang Sayang Dilewatkan
Secara umum, usia turut menentukan kebutuhan harian tubuh akan vitamin D. Dewasa di bawah 70 tahun membutuhkan asupan vitamin D lebih sedikit dibanding lansia di atas 70 tahun yang sudah tak lagi bisa memproduksi banyak vitamin D di kulitnya.
Jika berlebihan, vitamin D yang bisa meracuni tubuh sendiri adalah yang dalam bentuk suplemen, bukan vitamin D yang dibawa oleh sinar matahari atau makanan alami.
Agar terhindar dari overdosis vitamin D, konsumsilah makanan tinggi vitamin D, seperti ikan-ikanan, susu almon, dan jamur.
Apabila Anda ingin tetap mengonsumsi suplemen, pilih suplemen yang sudah tepercaya. Baca label untuk melihat izin edar dan komposisinya serta cermati takaran dosis yang dianjurkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.