Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menuai Kritik, Akhirnya Vaksinasi Gotong Royong Berbayar Batal

Kompas.com - 17/07/2021, 08:10 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

"Ini bagian dari langkah supaya bisa dikerjakan secara cepat, herd immunity tercapai," katanya.

Sementara vaksinasi berbayar ditunda dan masih akan disosialisasikan lagi, vaksinasi gratis tetap berjalan dan memperluas target vaksinasi untuk umum.

"Tapi tetap yang namanya vaksin gratis pemerintah tetap berjalan, seperti di Jakarta dan semua lokasi vaksin gratis bisa diakses masyarakat," ungkap Arya.

Vaksinasi berbayar diklaim tidak cari untung

Manajemen PT Kimia Farma Tbk menegaskan layanan vaksinasi berbayar tidak mengejar keuntungan atau dengan komersial.

Plt Direktur Utama Kimia Farma Diagnostik Agus Chandra mengatakan harga vaksin per dosis vaksinasi gotong royong tersebut ditetapkan langsung oleh pemerintah.

"Sehingga kami tidak memanfaatkan program Vaksin Gotong Royong individu untuk tujuan komersial, tetapi upaya kami untuk mendukung pemerintah mempercepat proses vaksinasi," sambung Agus.

Sedangkan jenis vaksin yang digunakan secara gratis dan berbayar berbeda.

vaksin yang disediakan secara gratis untuk masyarakat adalah vaksin jenis Sinovac dan Astra Zeneca. Sementara vaksin Sinopharm digunakan untuk vaksin gotong royong.

"Kami memastikan hal itu tidak akan mengganggu vaksinasi program yang biayanya ditanggung oleh pemerintah," ucap Agus.

Baca juga: KSP: Vaksinasi Gotong Royong Lewat Kimia Farma Bisa Diakses Individu, Badan Usaha, Badan Hukum

Akses vaksin untuk harusnya tetap gratis

Vaksinasi berbayar ditunda setelah mendapat banyak respon dari publik.

Menanggapi hal itu, Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo berpendapat bahwa vaksin adalah hak pulik yang seharusnya dapat diakses secara gratis.

Bahkan ia juga tidak sejutu dengan atas klaim pemerintah yang menyebutkan vaksin berbayar bertujuan untuk mempercepat herd immunity.

"Mungkin dalih saja untuk mempercepat herd immunity, tapi semakin tidak berbayar kan makin cepet, logikanya begitu," kata Windhu dikutip Kompas.com, Senin (12/7/2021).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com