Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Gelombang Panas, Ratusan Anak Burung Lari dari Sarangnya di Oregon

Kompas.com - 14/07/2021, 07:05 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rekor gelombang panas yang tercatat pada akhir Juni 2021 di Oregon memaksa ratusan anak burung lari dari sarangnya.

Anak burung yang masih berbulu halus itu kebanyakan berjenis elang Swainson dan Cooper.

Mereka jatuh dari ketinggian 18 meter ke tanah.

Sebagian besar dari mereka yang selamat akan dikembalikan ke alam liar setelah pulih.

"Kami belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya. Jadi mudah-mudahan, tahun depan tidak akan sama," kata direktur Blue Mountain Lynn Tompkins, dikutip dari Reuters

Blue Mountain menerima banyak sekali laporan dari warga terkait kondisi itu.

Menyalakan alat penyiram sangat membantu anak burung itu.

Namun, Tompkins memperingatkan agar tidak selalu menyelamatkan mereka.

"Hampir semua induknya masih ada dan kami sangat tidak suka mengambil bayi dalam bentuk apa pun dari orangtua mereka," jelas dia.

"Karena mereka lah yang paling memenuhi syarat untuk merawat mereka," lanjut Tompkins.

Gelombang panas yang tidak sesuai dengan musimnya didorong oleh perubahan iklim dan sistem tekanan tinggi yang berkepanjangan.

Para ilmuwan mengatakan, perubahan iklim telah membuat gelombang panas seperti itu di wilayah tersebut 150 kali lebih mungkin terjadi.

Jika emisi gas rumah kaca saat ini terus berlanjut, mereka memperingatkan bahwa peristiwa yang begitu ekstrem dapat mulai terjadi setiap lima hingga 10 tahun pada tahun 2040-an.

"Orang-orang perlu menyadari bahwa gelombang panas adalah pembunuh, dan sejauh ini merupakan peristiwa ekstrem paling mematikan," kata ahli iklim di Oxford University Friederike Otto.

Gelombang panas mencengkeram sebagian Amerika Serikat dan Kanada selama berhari-hari pada akhir Juni, hingga memecahkan rekor di puluhan kota.

Ratusan orang meninggal, saluran listrik meleleh, dan jalanan pun retak akibat gelombang panas ini.

Kanada tiga kali memecahkan rekor suhu nasionalnya, sedangkan catatan tertinggi dilaporkan pada 29 Juni pada dengan 49,6 Celcius.

Catatan itu lebih tinggi 4,6 derajat Celcius yang dilaporkan pada 1937.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

Tren
Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Tren
Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Tren
5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

Tren
[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

Tren
Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Tren
10 Makanan Kolesterol Tinggi yang Sebaiknya Dihindari

10 Makanan Kolesterol Tinggi yang Sebaiknya Dihindari

Tren
Vaksin Kanker Serviks Gratis Disebut Hanya untuk Perempuan Maksimal Usia 26 Tahun, Ini Kata Kemenkes

Vaksin Kanker Serviks Gratis Disebut Hanya untuk Perempuan Maksimal Usia 26 Tahun, Ini Kata Kemenkes

Tren
Abbosbek Fayzullaev, Pemain Uzbekistan yang Nilainya Rp 86,91 miliar

Abbosbek Fayzullaev, Pemain Uzbekistan yang Nilainya Rp 86,91 miliar

Tren
Ganti Oli Motor Pakai Minyak Goreng Diklaim Buat Tarikan Lebih Enteng, Ini Kata Pakar

Ganti Oli Motor Pakai Minyak Goreng Diklaim Buat Tarikan Lebih Enteng, Ini Kata Pakar

Tren
6 Suplemen yang Bisa Dikonsumsi Saat Olahraga, Apa Saja?

6 Suplemen yang Bisa Dikonsumsi Saat Olahraga, Apa Saja?

Tren
Kemenhub Pangkas Bandara Internasional dari 34 Jadi 17, Ini Daftarnya

Kemenhub Pangkas Bandara Internasional dari 34 Jadi 17, Ini Daftarnya

Tren
Apakah Status BPJS Kesehatan Nonaktif jika Terlambat Bayar Iuran?

Apakah Status BPJS Kesehatan Nonaktif jika Terlambat Bayar Iuran?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com