Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Vaksin Moderna, dari Keampuhan hingga Efek Sampingnya

Kompas.com - 12/07/2021, 19:27 WIB
Mela Arnani,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebanyak 3.000.060 dosis vaksin Covid-19 Moderna telah tiba di Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (11/7/2021). 

Vaksin ini merupakan dukungan dari Pemerintah Amerika Serikat (AS) dengan skema doses-sharing atau berbagi dosis vaksin.

Dikutip dari website Setkab, vaksin Moderna akan digunakan untuk vaksinasi masyarakat dan sebagai suntikan ketiga atau booster bagi para tenaga kesehatan.

“Rencananya vaksin ini, selain kami gunakan untuk suntikan pertama dan kedua bagi rakyat Indonesia, khusus akan kami gunakan untuk booster suntikan ketiga bagi para tenaga kesehatan Indonesia,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Baca juga: 3 Juta Vaksin Moderna dari Amerika Serikat Tiba di Bandara Soekarno-Hatta

Berikut sejumlah fakta dan informasi terkait vaksin Moderna:

1. Efikasi

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) terhadap vaksin Moderna pada 2 Juli 2021.

Penerbitan izin darurat berdasarkan hasil uji klinis fase ketiga dan pengkajian Komite Nasional Penilai Vaksin Covid-19, ITAGI, dan BPOM.

Melansir Kompas.com, 2 Juli 2021, data uji klinis fase ketiga menunjukkan efikasi vaksin Moderna 94,1 persen pada kelompok usia 18-65 tahun.

Sementara untuk usia di atas 65 tahun, efikasinya sebesar 86,4 persen.

"Untuk data efikasi berdasarkan data uji klinis fase ketiga menunjukkan adanya 94,1 persen pada kelompok usia 18-65 tahun dan 86,4 persen untuk usia di atas 65 tahun," ujar Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito. 

2. Vaksin mRNA

Melansir Kompas.com, (3/7/2021), vaksin Moderna dibuat dengan berbasis messenger RNA (mRNA) yang diproduksi oleh Moderna Incorporation AS.

Vaksin tidak menggunakan virus yang dilemahkan, melainkan memanfaatkan komponen materi genetik yang direkayasa.

Baca juga: Matahari Tepat di Atas Kabah 15 Juli, Ini Cara Meluruskan Arah Kiblat!

Metode ini terbilang baru di dunia kesehatan, namun dinilai efektif memicu reaksi kekebalan tubuh terhadap virus, seperti yang tersedia di vaksin biasa.

Berbeda dengan sejumlah vaksin lainnya, agar efektivitas vaksin dapat optimal dan terjaga baik, vaksin membutuhkan suhu penyimpanan minus 20 derajat celcius.

3. Efek samping

Secara umum, keamanan vaksin Moderna dapat ditoleransi dengan status tingkat keparahan satu dan dua.

Kejadian efek samping yang paling sering dirasakan meliputi:

  • Nyeri
  • Kelelahan
  • Nyeri di tempat suntikan
  • Nyeri otot
  • Nyeri sendi
  • Pusing

Dilaporkan, keluhan-keluhan tersebut dirasakan setelah seseorang mendapatkan suntikan dosis kedua vaksin.

Keluhan efek samping sama bagi usia dewasa di bawah 65 tahun dan di atas 65 tahun.

Tapi, perbedaannya terletak dari sisi titer antibodi dan netralitas, yang lebih rendah pada kelompok lansia dibandingkan usia dewasa.

Baca juga: Berbagai Kelebihan dan Efek Samping Vaksin Covid-19 Moderna...

4. Ampuh melawan varian Delta, Kappa, dan Gamma

Vaksin Covid-19 Moderna disebut dapat menghasilkan antibodi penawar terhadap varian Delta.

Mengutip Global News, penelitian dilakukan pada serum darah dari delapan peserta yang didapat sepekan setelah menerima dosis kedua vaksin, pada uji coba tahap awal.

Hasilnya, vaksinasi menghasilkan antibodi terhadap semua varian, termasuk versi tambahan dari varian Beta yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan.

Selain itu, vaksinasi juga menghasilkan antibodi terhadap 3 varian garis keturunan virus corona yang diidentifikasi di India, termasuk varian Kappa dan Delta.

Analisis menunjukkan, adanya pengurangan sederhana dalam menetralkan antibodi terhadap beberapa varian yang lebih baru, termasuk Delta, Kappa, dan Gamma.

"Data baru ini mendorong dan memperkuat keyakinan kami bahwa vaksin Covid-19 Moderna harus tetap protektif terhadap varian yang baru terdeteksi," ujar Kepala Eksekutif Moderna Stephane Bancel.

Baca juga: Google Meet Luncurkan Filter dan Efek Terbaru, Ini Cara Menggunakannya

5. Aman untuk komorbid 

Dari hasil uji klinis fase ketiga menyatakan vaksin Moderna aman bagi kelompok populasi masyarakat dengan komorbid atau penyakit penyerta.

Komorbid tersebut antara lain penyakit paru kronis, jantung, obesitas berat, diabetes, penyakit liver hati, dan HIV.

Namun meskipn demikian, BPOM menyebutkan bahwa vaksin Moderna belum bisa diberikan kepada anak-anak.

Vaksin ini hanya diperbolehkan untuk imunisasi pencegahan Covid-19 bagi kelompok usia 18 tahun ke atas.

(Kompas.com: Wahyuni Sahara, Dian Erika Nugraheny, Retia Kartika Dewi | Editor Diamanty Meiliana Rendika Ferri Kurniawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Tren
6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com