Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Penyemprotan Disinfektan di Jalan Raya, Epidemiolog: Tidak Efektif

Kompas.com - 10/07/2021, 12:53 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seiring melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia satu bulan terakhir, banyak upaya yang dilakukan untuk membasmi virus corona.

Salah satunya adalah menyemprotkan disinfektan di sepanjang jalan atau tempat-tempat terbuka.

Baca juga: Mengenal Apa Itu PPKM Darurat dan Bedanya dengan PPKM Mikro

Namun, apakah hal itu efektif membasmi virus corona?

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan, disinfektan memiliki dampak yang sangat kecil dalam membasmi Covid-19.

"Sudah semakin terbukti bahwa itu tidak efektif. Yang bisa dilakukan ya cukup dibersihkan atau dilap saja," kata Dicky kepada Kompas.com, Sabtu (10/7/2021).

"Disinfektan itu kan tersebar dan cenderung memiliki dampak buruk pada lingkungan," sambungnya.

Baca juga: Viral, Video Motor Terbakar karena Disemprot Disinfektan, Bagaimana Bisa?

Buang-buang uang

Mobil Rantis Polres Semarang melakukan penyemprotan disinfektan di area publik untuk menekan penyebaran Covid-19.KOMPAS.com/DIAN ADE PERMANA Mobil Rantis Polres Semarang melakukan penyemprotan disinfektan di area publik untuk menekan penyebaran Covid-19.

Untuk itu, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah membersihkan permukaan benda yang sering disentuh orang.

Sementara itu, epidemiolog dari Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo menyebut disinfektan di jalan raya hanya buang-buang uang saja.

"Jalanan kalau disemprot tidak ada gunanya, efektivitasnya kecil karena orang tidak akan berjalan di jalan raya. Terus untuk apa disemprot di situ?" kata Windhu, dikutip dari pemberitaan Kompas.com.

Baca juga: Kenali, Ini Perbedaan Batuk Biasa dengan Batuk Gejala Covid-19

Menurutnya, disinfektan hakikatnya untuk mencegah penyebaran Covid-19 melalui droplet atau tetesan.

Droplet keluar dari tubuh manusia lewat batuk, bersin, dan sebagainya. Lalu, droplet bisa menempel di berbagai tempat.

Karena itu, ia lebih setuju pencegahan itu dilakukan dengan membersihkan benda-benda yang sering disentuh manusia, misalnya gagang pintu, tombol lift, dan kran air.

Baca juga: Informasi Apa Saja yang Ada di Sertifikat Vaksinasi Covid-19? Unduh dengan Cara Berikut

Risiko kesehatan

Jalan HZ Mustofa Kota Tasikmalaya disemprot disinfektan oleh mobil water canon Polresta Tasikmalaya selama PPKM Darurat, Senin (5/7/2021).KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA Jalan HZ Mustofa Kota Tasikmalaya disemprot disinfektan oleh mobil water canon Polresta Tasikmalaya selama PPKM Darurat, Senin (5/7/2021).

Windhu pun tak menyarankan penyemprotan di jalan raya, pada tubuh manusia, dan pepohonan.

"Kalau kita naik mobil, yang disemprot jalannya, lho siapa yang akan merangkak di situ dan menempelkan virus, kan tidak. Duitnya keluar banyak tapi efektivitasnya rendah. Jadi harus logis," jelasnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya juga memperingatkan bahwa penyemprotan disinfektan di jalanan justru menimbulkan risiko kesehatan.

"Penyemprotan atau pengasapan di ruang terbuka, seperti jalan-jalan atau pasar tidak disarankan untuk membasmi virus Covid-19 atau patogen lain karena disinfektan tidak efektif jika terkena debu atau kotoran," terang WHO, dikutip dari Kompas.com.

"Bahkan dengan tidak adanya bahan organik, penyemprotan bahan kimia tidak mungkin cukup meliputi semua permukaan selama durasi waktu untuk membasmi patogen," sambungnya.

Baca juga: Viral, Video Lembaran Kertas Kartu Vaksin Covid-19, Apa Fungsinya?

Menurut WHO, jalanan dan trotoar tidak dianggap sebagai reservoir infeksi Covid-19.

Penyemprotan klorin atau bahan kimia beracun lainnya pada orang dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit, bronkopasme, dan efek gastrointestinal, tambahnya.

Induk kesehatan dunia itu juga memperingatkan bahaya penyemprotan dan pengasapan disinfektan ke permukaan di dalam ruangan, mengutip sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa itu tidak efektif.

"Jika disinfeksi dilakukan, harus dengan kain atau lap yang telah direndam dengan disinfektan," terangnya.

Baca juga: Menilik Posisi Kasus Covid-19 di Indonesia Dibandingkan dengan Negara Lain

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Bahaya Penyemprotan Disinfektan ke Tubuh Manusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

Tren
BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

Tren
Masalah Tiga Tubuh

Masalah Tiga Tubuh

Tren
Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Tren
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Tren
Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Tren
Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Tren
Aturan Batas Usia Masuk TK, SD, SMP, SMA di PPDB 2024, Simak Syaratnya

Aturan Batas Usia Masuk TK, SD, SMP, SMA di PPDB 2024, Simak Syaratnya

Tren
Membedah Kekuatan Guinea U23, Lawan Indonesia di Perebutan Tiket Terakhir ke Olimpiade Paris

Membedah Kekuatan Guinea U23, Lawan Indonesia di Perebutan Tiket Terakhir ke Olimpiade Paris

Tren
Pria 28 Tahun Ditangkap karena Merampok Rp 60 Juta Menggunakan Gunting

Pria 28 Tahun Ditangkap karena Merampok Rp 60 Juta Menggunakan Gunting

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com