Di negara-negara terbelakang dan berkembang, karena kurangnya pendidikan dan kesadaran, tidak jarang perempuan disalahkan atas kematian suaminya.
Mereka biasanya ditinggalkan oleh mertua mereka dan bahkan keluarga mereka sendiri dalam beberapa kasus.
Sebuah buku 2010, Invisible, Forgotten Sufferers: The Plight of Widows Around the World, memperkirakan bahwa ada 245 juta janda di seluruh dunia, 115 juta di antaranya hidup dalam kemiskinan dan menderita stigmatisasi sosial dan kekurangan ekonomi semata-mata karena mereka telah kehilangan suami.
Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingati 23 Juni sebagai Hari Janda Internasional (resolusi A/RES/65/189) sejak 2011.
Hal itu untuk menarik perhatian pada suara dan pengalaman para janda dan untuk mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.
Hari Janda Internasional pertama berlangsung pada tahun 2005 dan diluncurkan oleh Lord Loomba dan presiden yayasan, Cherie Blair.
Pada Hari Janda Internasional keenam tahun 2010, acara diadakan di Rwanda, Sri Lanka, Amerika Serikat, Inggris, Nepal, Suriah, Kenya, India, Bangladesh, dan Afrika Selatan.
Baca juga: Kisah Desa yang Dihuni 3.000 Janda, Para Suami Tewas Diterkam Harimau