KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan, sebagian besar negara miskin mulai kehabisan stok vaksin.
Mereka menerima vaksin Covid-19 melalui skema pembagian global, dan saat ini disebut tidak memiliki cukup dosis untuk melanjutkan program vaksinasi.
Dilansir dari BBC, (21/6/2021), Penasihat Senior WHO, Dr Bruce Aylward mengatakan, program Covax telah mengirimkan 90 juta dosis vaksin ke 131 negara.
Ia menjelaskan, vaksin tersebut tidak cukup untuk melindungi populasi dari virus yang masih menyebar di seluruh dunia.
Baca juga: UPDATE Corona 23 Juni: 5 Negara Kasus Tertinggi | WHO Prihatin dengan Pelonggaran di Euro 2020
Pada briefeing WHO di Jenewa, Swiss, Aylward mengatakan, dari 80 negara berpenghasilan rendah yang terlibat dalam Covax, setidaknya setengah dari mereka tidak memiliki cukup vaksin untuk program vaksinasi saat ini.
“Jika kita melihat apa yang kita dengar dari negara-negara setiap hari, lebih dari setengah negara telah kehabisan stok dan menyerukan vaksin tambahan. Namun pada kenyataannya mungkin jauh lebih tinggi,” ujar Aylwald.
Pihaknya juga menyampaikan, beberapa negara mencoba membuat alternatif untuk mengakhiri kekurangan vaksin yakni dengan konsekuensi yang berat.
Seperti membayar harga vaksin di atas harga pasaran.
Ketika pasokan vaksin sedang terbatas, beberapa negara kaya dengan dosis cadangan berinisiatif untuk meningkatkan donasi melalui Covax dan cara lain.
Kekurangan vaksin terjadi ketika beberapa negara di Afrika melihat gelombang infeksi ketiga.
Pada Senin (21/6/2021), Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa menyerukan agar diakhirinya penimbunan vaksin oleh negara-negara kaya, sementara pemerintahannya berjuang untuk mencegah peningkatan tajam infeksi virus corona.
Ia menambahkan, sejauh ini hanya 40 juta dosis vaksin yang sudah diberikan di Afrika. Jumlah ini kurang dari 2 persen dari populasi Afrika.
Baca juga: Bali Akan Jadi Destinasi Paket Wisata Vaksin Covid-19