Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
Andi mengatakan, Matahari yang terbit dari arah timur hingga timur-timur laut tak hanya terjadi di Jeneponto.
"Ini terjadi di seluruh wilayah Indonesia yang memang terletak di antara 6 derajat LU (Lintang Utara) hingga 11 derajat LS (Lintang Selatan)," ujar dia.
Andi mengimbau, masyarakat khususnya di Jeneponto, agar tidak memercayai kabar yang belum tentu benar.
"Fenomena Matahari yang terbit dari arah timur-timur laut ini fenomena yang wajar terjadi setiap tahunnya menjelang Solstis (titik balik matahari) Juni. Sehingga tidak perlu dikhawatirkan," ujar dia.
Selain itu, dia mengimbau agar tidak mengaitkan fenomena ini dengan tanda-tanda akhir zaman.
Karena secara astronomis, fenomena ini dapat dijelaskan dari sisi sains dan memang rasional/masuk akal.
Sebelumnya diberitakan, BMKG juga memberikan tanggapannya. Menurut BMKG, fenomena tersebut merupakan hal yang lumrah. Itu adalah fenomena Gerak Semu Matahari (GSM).
Berdasarkan konfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim yang disebarkan oleh akun Facebook Ardan dangnga official tentang Matahari terbit dari utara perlu diluruskan.
Matahari tidak terbit tepat dari utara, akan tetapi dari arah timur-timur laut (arah di antara timur dan timur laut).
Secara astronomis, fenomena ini dapat dijelaskan secara sains dan rasional/masuk akal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.