Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Hasanuddin Makassar, Hari Triwibowo mengatakan, fenomena yang terjadi di Jeneponto itu adalah fenomena yang biasa terjadi setiap tahun.
Hari menjelaskan, fenemena tersebut bukan pertanda akan adanya sebuah bencana.
"Bukan (pertanda buruk) ini biasa terjadi setiap tahunnya," ujar Hari kepada Kompas.com, Jumat (18/6/2021).
Baca juga: Hari Ini Matahari Tepat di Atas Kabah, Berikut Cara Tentukan Arah Kiblat
Hari mengatakan, fenomena itu terjadi akibat perputaran bumi mengelilingi matahari, dan posisi Jeneponto yang berada pada lintang selatan ekuator.
Pada bulan-bulan tertentu, seperti Maret hingga September, posisi matahari jika dilihat dari Jeneponto seolah-olah terlihat bergeser ke utara.
Puncak fenomena itu paling teramati pada Juni dan Juli.
"Itu terjadi akibat perputaran bumi mengelilingi matahari sebagai pusat tata surya atau dikenal juga dengan gerak semu matahari," kata Hari.
Baca juga: NASA Tawarkan Rp 502,3 Juta untuk Desain Toilet di Bulan