Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Efektivitas Vaksin dalam Menangkal Virus Corona Varian Delta...

Kompas.com - 18/06/2021, 08:05 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bukan hanya di tempat asalnya di India, virus corona varian Delta mulai merepotkan banyak negara, termasuk Indonesia.

Varian Delta telah menyebar di Kudus, Jawa Tengah, dan mendominasi penularan virus corona di daerah itu.

Bukan hanya di Kudus, kasus Covid-19 dengan varian Delta juga ditemukan di sejumlah daerah lainnya.

Temuan varian Delta ini terkonfirmasi berdasarkan hasil penelitian whole genome sequencing (WGS) yang dilakukan oleh tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM).

Baca juga: Gejala Virus Corona Varian Delta yang Mendominasi Lonjakan Kasus Covid-19 di Indonesia...

Ketua Tim Peneliti WGS FK-KMK UGM Gunadi mengatakan, ditemukan 28 dari 34 sampel atau sekitar 82 persen yang merupakan varian Delta.

Kasus Covid-19 di Kudus belakangan memang mendapat banyak sorotan setelah meningkat tajam dalam waktu singkat.

Kabar baiknya, varian SARS-CoV-2 yang sangat menular tersebut masih bisa diatasi oleh vaksin yang ada saat ini.

Baca juga: Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Terdeteksi di 5 Provinsi, Mana Saja?

Vaksin AstraZeneca

Dengan mempertimbangkan efek samping berupa pembekuan darah, Pemerintah Australia memutuskan tak akan memberikan vaksin AstraZeneca kepada warga berusia 50 tahun ke bawah.REUTERS/DADO RUVIC via ABC INDONESIA Dengan mempertimbangkan efek samping berupa pembekuan darah, Pemerintah Australia memutuskan tak akan memberikan vaksin AstraZeneca kepada warga berusia 50 tahun ke bawah.

Dilansir dari laman resminya, vaksin Covid-19 AstraZeneca menawarkan perlindungan tingkat tinggi terhadap varian Delta atau varian dari India.

Riset dari Public Health England (PHE) memperlihatkan, 92 persen vaksin AstraZeneca efektif mencegah rawat inap setelah pemberian dua dosis vaksin terhadap varian Delta.

Data yang sama juga menunjukkan, vaksin AstraZeneca efektif melawan varian virus corona B.1.1.7 atau Alpha, yang awalnya ditemukan di Inggris, hingga 86 persen.

Baca juga: Ramai Video Pria Disuntik Jarum Kosong Saat Vaksinasi, Ini Penjelasan Kemenkes

Kemanjuran yang lebih tinggi terhadap penyakit parah dan rawat inap didukung oleh data terbaru yang menunjukkan respons sel T yang kuat terhadap vaksin Covid-19 AstraZeneca, yang seharusnya berkorelasi dengan perlindungan yang tinggi dan tahan lama.

"Bukti nyata ini menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 AstraZeneca memberikan perlindungan tingkat tinggi terhadap varian Delta, yang saat ini menjadi area kritis yang menjadi perhatian karena penularannya yang cepat," kata Mene Pangalos, Executive Vice President, BioPharmaceuticals R&D.

"Data menunjukkan bahwa vaksin akan terus memberikan dampak yang signifikan di seluruh dunia mengingat vaksin tersebut terus menyumbang sebagian besar pasokan ke India dan fasilitas Covax," lanjutnya.

Baca juga: Update Daftar 29 Zona Merah Covid-19 di Indonesia, Sumatera Masih Mendominasi

Vaksin Pfizer

Ilustrasi vaksin Covid-19 Pfizer.SHUTTERSTOCK/ lupmotion Ilustrasi vaksin Covid-19 Pfizer.

Masih dari riset PHE, sebagaimana dilansir dari Reuters (14/6/2021), dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech, 96 persen efektif mencegah kebutuhan rawat inap dari penderita yang terinfeksi varian Delta.

PHE mengatakan, tingkat perlindungan itu sebanding dengan corona varian Alpha yang pertama kali diidentifikasi di Kent, Inggris tenggara.

Hasil riset itu menambahkan bukti, meskipun varian Delta mengurangi efektivitas vaksin terhadap infeksi simtomatik, dua dosis vaksin Covid-19 masih melindungi terhadap penyakit parah.

"Temuan yang sangat penting ini mengonfirmasi bahwa vaksin menawarkan perlindungan yang signifikan terhadap rawat inap dari varian Delta," ucap Mary Ramsay, Kepala Imunisasi PHE.

Temuan PHE itu mengikuti penelitian di Skotlandia yang menunjukkan bahwa dua dosis vaksin Covid-19 di antara orang yang dinyatakan positif mengurangi risiko rawat inap hingga 70 persen.

Saat ini, PHE sedang melakukan penelitian lebih lanjut untuk menetapkan tingkat perlindungan terhadap kematian dari varian Delta.

Baca juga: [HOAKS] Vaksin Covid-19 Mengandung Magnet

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Varian Virus Corona Delta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com