Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Alpha sampai Lambda, Ini Nama dan Varian Lengkap SARS-CoV-2

Kompas.com - 17/06/2021, 20:32 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa ada dua varian virus corona yang pertama kali ditemukan di India akan dinamai sebagai "Delta" dan "Kappa".

"Varian Covid-19 yang pertama kali ditemukan di India akan disebut sebagai 'Delta', sedangkan varian yang ditemukan sebelumnya di negara itu akan dikenal sebagai 'Kappa'," ujar WHO mengutip CNBC, Selasa (1/6/2021).

Menurut WHO, lebel atau penamaan, baru dipilih setelah adanya diskusi dan peninjauan dari banyak sistem penamaan potensial.

Baca juga: Gejala Virus Corona Varian Delta yang Mendominasi Lonjakan Kasus Covid-19 di Indonesia...

Technical Lead Covid-19 WHO, Dr maria Van Kerkhove menyampaikan bahwa adanya label tidak menggantikan nama ilmiah yang ada.

Namun, hal ini menyampaikan informasi ilmiah penting dan akan terus digunakan dalam penelitian.

"Tidak ada negara yang harus distigmatisasi untuk mendeteksi dan melaporkan varian Covid-19," ujar Maria.

Baca juga: WHO: Situasi di India Bisa Terjadi di Mana Saja

Penamaan varian SARS-CoV-2

Dilansir dari situs resmi WHO, sistem tata nama yang ditetapkan untuk penamaan dan pelacakan garis keturunan genetik SARS-CoV-2 dilakukan oleh GISAID, Nextstrain, dan Pango.

Nextstrain adalah proyek sumber terbuka untuk memanfaatkan potensi ilmiah dan kesehatan masyarakat dari data genom patogen.

Mereka berkolaborasi dengan peneliti di Seattle, USA, dan Basel.

Baca juga: Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia

Sementara, Pango adalah singkatan dari Phylogenetic Assignment of Named Global Outbreak Lineages (PANGOLIN).

Saat ini, kelompok pakar yang dibentuk oleh WHO ini telah merekomendasikan penggunaan label yang menggunakan huruf Alfabet Yunani, yaitu Alpha, Beta, Gamma, yang akan lebih mudah dan praktis untuk dibahas oleh audiens non-ilmiah.

Baca juga: Saat Puluhan Jenazah Diduga Pasien Covid-19 Dibuang di Sungai Gangga...

Update Varian SARS-CoV-2

Berdasarkan update WHO per 31 Mei 2021, ada dua jenis varian yang membedakan yakni variants of concern (varian kepedulian) dan variants of interest (varian minat).

Variants of concern

WHO menuliskan bahwa varian SARS-CoV-2 ini yang memenuhi definisi varian yang diminati dan melalui penilaian komparatif, serta telah terbukti terkait dengan satu atau lebih dari perubahan pada tingkat kesehatan masyarakat global.

Adapun perubahannya, yakni:

  • Peningkatan penularan atau perubahan yang merugikan dalam epidemiologi Covid-19, atau
  • Peningkatan virulensi atau perubahan presentasi penyakit klinis, atau
  • Penurunan efektivitas kesehatan masyarakat dan tindakan sosial atau diagnostik yang tersedia, vaksin, dan terapi.

Baca juga: Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Terdeteksi di 5 Provinsi, Mana Saja?

Adapun virus yang termasuk variant of concern yakni:

1. Alpha (penamaan WHO) atau B.1.1.7 (penamaan Pango), ditemukan sampel di Inggris pada September 2020, dan ditunjukkan pada 18 Desember 2020.

2. Beta (penamaan WHO) atau B.1.351 (penamaan Pango), ditemukan sampel di Afrika Selatan pada Mei 2020, dan ditunjukkan pada 18 Desember 2020.

3. Gamma (penamaan WHO) atau P.1 (penamaan Pango), ditemukan sampel di Brasil pada November 2020, dan ditunjukkan pada 11 Januari 2021.

4. Delta (penamaan WHO) atau B.1.617.2 (penamaan Pango), ditemukan sampel di India pada Oktober 2020, dan ditunjukkan pada 4 April 2021 (VOI) dan 11 Mei 2021 (VOC).

Baca juga: 5 Fakta Varian Corona B.1.1.7 yang Sudah Ditemukan di Indonesia

Variants of interest

Sementara, isolat SARS-CoV-2 adalah Variant of Interest (VOI) jika, dibandingkan dengan isolat referensi, genomnya memiliki mutasi dengan implikasi fenotipik yang telah ditetapkan atau masih dugaan.

Selain itu virus yang termasuk dalam VOI ini merupakan salah satu dari:

  • Virus yang telah diidentifikasi menyebabkan penularan komunitas/beberapa kasus/cluster Covid-19, atau telah terdeteksi di banyak negara; atau
  • Virus yang telah dinilai sebagai VOI oleh WHO dengan berkonsultasi dengan Kelompok Kerja Evolusi Virus SARS-CoV-2 WHO.

Baca juga: Daftar Negara yang Konfirmasi Varian Baru Virus Corona B.1.1.7

Adapun virus yang termasuk variant of interest, antara lain:

1. Epsilon (penamaan WHO) atau B.1.427/B.1.429 (penamaan Pango), ditemukan sampel di AS pada Maret 2020, dan ditunjukkan pada 5 Maret 2021.

2. Zeta (penamaan WHO) atau P.2 (penamaan Pango), ditemukan sampel di Brasil pada April 2020, dan ditunjukkan pada 17 Maret 2021.

3. Eta (penamaan WHO) atau B.1.525 (penamaan Pango), ditemukan sampel di banyak negara pada Desember 2020, dan ditunjukkan pada 17 Maret 2021.

4. Theta (penamaan WHO) atau P.3 (penamaan Pango), ditemukan sampel di Filipina pada Januari 2021, dan ditunjukkan pada 24 Maret 2021.

5. Iota (penamaan WHO) atau B.1.526 (penamaan Pango), ditemukan sampel di AS pada November 2020, dan ditunjukkan pada 24 Maret 2021.

6. Kappa (penamaan WHO) atau B.1.617.1 (penamaan Pango), ditemukan sampel di Brasil pada Oktober 2020, dan ditunjukkan pada 4 April 2021.

7. Lambda (penamaan WHO) atau C.37 (penamaan Pango), ditemukan sampel di Peru pada Agustus 2020, dan ditunjukkan pada 14 Juni 2021.

Baca juga: Termasuk B.1.1.7, Ini 3 Mutasi Baru Virus Corona yang Teridentifikasi

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Gejala Varian Corona Alpha, Beta, dan Delta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com