Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puncak Gelombang Pertama Covid-19 Indonesia Diprediksi Akhir Juni, Ini Kata Epidemiolog

Kompas.com - 16/06/2021, 12:31 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia sudah menghadapi gelombang pertama infeksi Covid-19 terhitung sejak awal Maret 2020.

Setahun berlalu dan kasus Covid-19 masih terus ada. Bahkan, jumlahnya kini kian meningkat.

Lonjakan kasus ini membuat tingkat hunian rumah sakit di sejumlah daerah turut meningkat.

Epidemiolog menyebut situasi pandemi di Indonesia saat ini semakin serius.

Sejak awal 2021, lonjakan kasus ini bahkan telah diprediksi akan terjadi antara Maret-Juni 2021 ini.

Baca juga: Apa yang Dimaksud Anies soal Fase Genting Covid-19 Jakarta?

Akhir Juni puncak gelombang pertama

Pakar Epidemiologi dari Griffith University, Dicky Budiman menyebut ini menjadi indikator bahwa situasi pandemi di Tanah Air memang semakin serius.

"Dari indikator ini sudah bisa kita simpulkan bahwa memang ada potensi semakin seriusnya situasi, tentu dengan tingkat positifity rate yang juga tinggi," ujar Dicky, Selasa (15/6/2021).

Dalam penjelasannya, ia bahkan menyebut telah memprediksi sejak Januari lalu bahwa lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia akan terjadi antara Maret-Juni 2021.

"Ledakan kasus dalam 3-6 bulan ke depan yang diprediksi sejak Januari, saya sudah ingatkan, karena Indonesia ini akan mencapai puncaknya. Gelombang pertama ya tidak akan terus menerus lama begitu, karena akan ada titik jenuh," sebut Dicky.

Apa yang terjadi saat ini, dikatakan Dicky, telah menunjukkan bahwa semakin mendekati titik jenuh.

"Ini sudah mendekati titik jenuh dan akhir Juni ini kita akan mengalami akumulasi dari serangkaian banyak proses-proses penularan, klaster-klaster yang mayoritas tidak terselesaikan di Indonesia ini. Kita harus benar-benar menyadari bahwa situasi sudah serius," tegas dia.

Baca juga: Jakarta Masuki Fase Genting Covid-19, Ini Saran dari Epidemiolog

Upaya apa yang bisa dilakukan?

Untuk menanganinya, ada sejumlah hal yang menurut Dicky penting dilakukan, yakni:

1. Meningkatkan upaya surveilans atau 3T (testing, tracing, dan treatment)

"Langkah yang harus dilakukan, tingkatkan dulu 3T-nya, karena hanya 3 wilayah di Indonesia yang menurut WHO memenuhi standar global dalam standar minimal testing yaitu Jakarta, Yogyakarta, dan Sumatera Barat," sebut dia.

Dicky menggarisbawahi, saat ini kasus yang ada di masyarakat sudah begitu tinggi, sementara data kasus yang ada saat ini hanyalah "puncak gunung es".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com