Betina menggunakan tanduk mereka untuk melindungi anak-anak mereka, sementara jantan menggunakannya untuk melawan penyerang.
Baca juga: Satwa yang Muncul Kembali Setelah Sekian Lama Dianggap Punah
Cula badak kerap diburu dan diperdagangkan secara ilegal. Hal ini menjadi awal dari kepunahan badak putih tersebut.
Culanya digunakan untuk obat-obatan di China, Taiwan, Hong Kong, dan Singapura.
Sementara, di Afrika Utara dan Timur Tengah cula badak sering digunakan sebagai pegangan belati hias.
Penggunaan komersial serta krisis lingkungan hidup, membuat keberadaan badak semakin terancam.
Pada 2018, hanya tersisa badak putih utara di dunia. Dua betina dan satu jantan.
Namun, badak jantan yang diberi nama Sudan mati di usia yang ke-45. Ia mati karena tua.
Badak putih utara pun dinyatakan punah di tahun itu.
Kematian Sudan menjadi penegas bahwa badak putih utara punah.
Foto pria dan badak yang beredar di media sosial merupakan foto Joseph Wachira bersama Sudan. Ia adalah salah satu penjaga yang berdedikasi.
Wachira berada di sisi Sudan di saat-saat terakhirnya.
Momen ini diabadikan oleh fotografer Ami Vitale dan dipublikasikan National Geographic.
Baca juga: Trenggiling Terancam Punah, Pentingnya Edukasi dan Rehabilitasi
Dua badak putih utara yang tersisa bernama Najin dan Fatu. Mereka kini hidup di Konservasi Ol Pejeta di Laikipia di Kenya, Afrika.
Melansir Africa News, (24/2/2021), para ilmuwan di seluruh dunia kini sedang mencari cara agar bisa memulihkan status punah dari badak putih utara.
Caranya adalah dengan menggunakan telur yang dipanen oleh dua betina dan sperma yang dikumpulkan dari kulit putih utara jantan yang disimpan sebelum mereka mati.