KOMPAS.com - Beberapa hari terakhir, media sosial diramaikan oleh unggahan komika Arie Kriting yang memprotes penunjukan Nagita Slavina yang disebutnya sebagai Duta PON XX Papua.
Menurut Arie, sebaiknya pemerintah memilih perempuan asli Papua untuk menjadi representasi di ajang sekelas PON.
Arie berpendapat, penunjukan Nagita Slavina sebagai Duta PON XX Papua dapat mendorong terjadinya cultural appropriation.
Setelah ramai di media sosial, suami Nagita yang juga selebritas, Raffi Ahmad, mengatakan, dirinya dan Nagita Slavina bukan duta seperti yang sebelumnya dikritik oleh komika Arie Kriting.
Ia menyebutkan, yang menjadi Duta PON XX Papua adalah pesepak bola asal Papua, Boaz Solossa.
"Kami bukan duta, kami ikon. Mungkin itu ada missed communication aja. Kami ikon, dutanya Boaz Solossa," kata Raffi, seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (4/6/2021).
Baca juga: Hoaks Fakta Sepekan, Pelajar Tirukan Suara Jokowi hingga Hak Cipta Logo Piala Dunia
Ketua Bidang II PB PON, Roy Letlora, menjelaskan, ditunjuknya mantan pesepak bola Boaz Solossa sebagai duta merupakan representasi dari gelaran PON Papua.
Boaz ditunjuk karena merupakan putra daerah dan memiliki pribadi yang baik. Hal ini yang mejadi alasan dipilihnya Boaz sebagai Duta PON XX Papua.
"Dia (Boaz) prestasinya bagus, kehidupan sosialnya dinilai baik, jadi representasi PON Papua itu adanya di Boaz," kata Roy, saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Sabtu (5/6/2021) sore.
Sebagai duta, kata Roy, Boaz diminta melakukan promosi penyelenggaraan PON Papua dalam setiap kesempatan sosialisasi.
Selain itu, Boaz juga harus aktif mengampanyekan PON Papua melalui media sosialnya.
"Boaz harus mengunggah postingan-postingan di Instagramnya, ya seperti itu. Agenda kegiatan setiap hari sudah disusun oleh tim," ujar Roy.
Baca juga: Nagita Slavina, Ikon PON XX Papua, dan Mengenal Apa Itu Cultural Appropriation...
Sementara, penunjukan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina sebagai ikon PON Papua, untuk membantu proses sosialisasi.
Mengapa mereka yang dipilih?
Roy mengatakan, Raffi dan Nagita dipilih karena di Papua belum ada influencer sekaliber Raffi Ahmad dan Nagita Slavina.