Salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan cultural appropriation adalah dengan bicara langsung dengan pemilik budaya.
"Kalau Nagita memang mau menjadi duta dan mengenakan atribut kultural Papua, sebaiknya dia bicara dengan orang Papua atau memakai pakaian sesuai dengan simbol, makna dan konteks," tutur Drajat.
Hal ini juga disertai permintaan maaf dan pelibatan orang asil papua (OAP) di kemudian hari.
Baca juga: Fenomena Dugaan Plagiat Calon Sarjana, Copy-Paste dan Budaya Instan
Menurut Drajat, Nagita hanya salah satu orang yang tidak mengerti hak kekayaan budaya.
"Ini bukan hanya Nagita sebenarnya, ini jadi bagian dari pendidikan di Indonesia. Bahwa pemanfaatan atau kejadian cultural appropriation itu harus dihindari dan diajarkan," imbuh dia.
Selain itu, Drajat juga mengimbau kepada para penyelanggara acara yang memuat unsur kebudayaan, agar cermat mengidentifikasi simbol, makna, dan konteks budaya.
"Itu harus paham, mengidentifikasi untuk pencegahan terjadinya cultural appropriation," katanya.
Baca juga: Mengapa Warga di Makassar Tolak Rapid Test? Ini Penjelasan Sosiolog