Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Blitar Akibatkan "Overscale" pada Seismogram, Ini Penjelasan BMKG

Kompas.com - 23/05/2021, 09:50 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5.9 mengguncang Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pada Jumat (21/5/2021) pukul 19.09 WIB.

Saat gempa terjadi, getaran dicatat oleh seismograf atau seismometer.

Seismograf merupakan alat atau sensor getaran, yang biasanya dipergunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah.

Adapun hasil rekaman dari seismograf disebut seismogram.

Namun, saat gempa Blitar terjadi, muncul laporan bahwa seismogram milik pemerintah disebut mengalami overscale.

Baca juga: Update Kerusakan Gempa Blitar Magnitudo 5,9 dan Analisis Penyebabnya...

Hal ini diinformasikan oleh akun Twitter @infomitigasi.

Dalam twit itu disebutkan ada laporan overscale pada seismogram yang terletak di Jajag, Banyuwangi; Semarang, dan Wanagama, Yogyakarta. 

Benarkah demikian dan apa penyebab "overscale" pada seismogram?

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, penyebab overscale yang terjadi pada 3 seismogram dari gempa Blitar yakni kekuatan gempa yang cukup kuat.

"Penyebab overscale ini dapat terjadi karena gempanya cukup kuat pada saat itu," ujar Daryono saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (22/5/2021).

Berdasarkan keterangan BMKG, pusat gempa berada di kedalaman 110 kilometer dengan koordinat 8,63 LS, 112,34 BT atau terletak sejauh 57 kilometer arah tenggara Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Menurut dia, munculnya overscale atau kelebihan garis pada seismogram ini tidak dipengaruhi pusat gempa, baik di darat maupun di laut.

Diketahui, kejadian overscale ini juga pernah terjadi saat gempa magnitudo 7,3 di Wanagama, Yogyakarta pada 15 Desember 2017, dan gempa magnitudo 5,0 di Pacitan, Jawa Timur pada 18 Februari 2018.

Baca juga: Berpusat di Blitar, Gempa M 6,2 Dirasakan di Yogyakarta hingga Bali

Wilayah yang merasakan

Daryono mengatakan, gempa yang terjadi di Blitar bukan termasuk gempa megathrust, melainkan gempa Benioff.

Ia menjelaskan, gempa Benioff adalah gempa yang berpusat di zona tunjama lempeng di bawah megathrust.

Guncangan gempa Blitar terasa berbeda di sejumlah daerah. Berikut rinciannya:

Skala V MMI dirasakan di Blitar.

Adapun skala V MMI berarti getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.

Skala IV MMI dirasakan di Karangkates, Sawahan, Nganjuk, Lumajang, Tulungagung, dan Malang.

Besaran Skala IV MMI artinya getaran dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.

Skala III MMI dirasakan di Pasuruan, Ponorogo, Trenggalek, Pacitan, Bantul, Sleman, Kulonprogo, Denpasar, Gianyar, dan Lombok Barat.

Skala III MMI artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.

Skala II MMI dirasakan di Magelang, Cilacap, Pasuruan, Wonogiri, Klaten, Lombok Tengah, Surabaya, Purworejo, dan Karangasem.

Skala II MMI artinya getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com