Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Rata-rata Kematian Pasien Covid-19 Sakit Parah di Afrika Lebih Tinggi

Kompas.com - 22/05/2021, 13:06 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi yang dilakukan Groote Schuur Hospital and the University of Cape Town, mengungkapkan, pasien Covid-19 yang sakit parah di negara-negara Afrika lebih mungkin meninggal dunia daripada benua lain, karena kurangnya peralatan dalam kondisi kritis.

Populasi Afrika sejauh ini tidak banyak terpukul oleh pandemi dibandingkan wilayah lain dari sisi jumlah total kasus dan kematian.

Akan tetapi, penulis studi itu menyebutkan, tingkat kematian mereka yang sakit lebih tinggi.

"Studi kami adalah yang pertama memberikan gambaran rinci dan komprehensif tentang apa yang terjadi pada orang yang sakit parah dengan Covid-19 di Afrika," kata Bruce Biccard dari Groote Schuur Hospital and the University of Cape Town, dikutip dari AFP.

Baca juga: Polisi Bongkar Mafia Vaksin Covid-19 Palsu di Afrika Selatan

"Sayangnya, ini menunjukkan bahwa kemampuan kami untuk memberikan perawatan yang memadai dikompromikan oleh kekurangan tempat tidur perawatan kritis dan sumber daya yang terbatas di dalam unit perawatan intensif," lanjut dia.

Studi ini melibatkan 3.000 pasien Covid-19 yang dirawat di unit perawatan intensif di 10 negara Afrika antara Mei hingga Desember 2020.

Hampir setengah dari pasien-pasien itu meninggal dalam waktu 30 hari setelah masuk rumah sakit.

Ketika para peneliti membandingkan temuan mereka dengan studi terkait dari benua lain, mereka menemukan tingkat kematian lebih rendah di tempat lain.

Rata-rata 31,5 persen pasien sakit kritis meninggal dunia setelah masuk ke perawatan intensif di Asia, Eropa dan Amerika, dibandingkan dengan 48,2 persen di negara-negara Afrika.

Biccard menuturkan, akses yang buruk pada penyelematan dapat menjadi faktor yang menyebabkan kematian pasien ini.

Hal ini juga menjelaskan mengapa satu dari delapan pasien menghentikan atau membatasi terapi.

Baca juga: 3 Gejala Varian Baru Covid-19 Afrika Selatan dan Brasil yang Muncul di India

Para penulis memperkiran, akses ke perawatan seperti dialisis dan ECMO adalah antara 7 hingga 14 kali lebih rendah daripada yang diperlukan untuk merawat pasien yang sakit parah.

Oleh karena itu, penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa pasien dengan masalah kesehatan lain seperti diabetes, AIDS, atau masalah ginjal lebih berisiko meninggal dibandingkan mereka yang tidak.

Para penulis berharap, penelitian mereka yang diterbitkan dalam jurnal medis Lancet, akan mulai mengisi kekosongan data tentang pasien Covid-19 yang sakit kritis di Afrika.

Karena keterbatasan penelitian, mereka meyakini situasi di lapangan bisa menjadi lebih buruk.

Mayoritas dari 64 rumah sakit tempat penelitian dilakukan adalah rumah sakit universitas yang dibiayai negara dan secara umum memiliki perlengkapan yang lebih baik daripada rumah sakit lain.

Studi tersebut mengamati pasien di Mesir, Ethiopia, Ghana, Kenya, Libya, Malawi, Mozambik, Niger, Nigeria, dan Afrika Selatan.

Sebanyak hampir 130.000 orang telah meninggal akibat Covid-19 di Afrika, dibandingkan dengan lebih dari 1,1 juta di Eropa dan lebih dari 3,4 juta di seluruh dunia.

Peluncuran vaksin yang lambat telah menimbulkan kekhawatiran bahwa varian dapat muncul dan menyebar ke seluruh dunia.

Baca juga: Data Terbaru Menunjukkan Vaksin Covid-19 Efektif untuk Varian Baru Afrika Selatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Nuklir Bisa untuk Obati Kanker Tiroid, Apa Itu, Bagaimana Prosesnya?

Nuklir Bisa untuk Obati Kanker Tiroid, Apa Itu, Bagaimana Prosesnya?

Tren
Penjelasan UI soal UKT yang Mencapai Rp 161 Juta

Penjelasan UI soal UKT yang Mencapai Rp 161 Juta

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Tren
Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com