Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah-kisah Pilu dalam Kerusuhan Mei 1998

Kompas.com - 22/05/2021, 10:03 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Kerusuhan Mei 1998 merupakan salah satu peristiwa kelam dalam sejarah Indonesia.

Kerusuhan itu dipicu oleh penembakan empat mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta Barat hingga mereka meninggal dunia.

Berdasarkan laporan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF), sekitar 1.000 orang tewas dalam kerusuhan Mei 1998 di Jakarta pada bulan itu.

Berikut kisah-kisah pilu dalam peristiwa kerusuhan Mei 1998 yang dihimpun Kompas.com.

1. Toko dijarah

Peristiwa kerusuhan Mei 1998 melebar hingga terjadi aksi penjarahan. Salah seorang saksi mata, Wawan (nama samaran) mengungkapkan saat kejadian, masih duduk di kelas dua SMA. Kala itu, ia melihat toko-toko dijarah, salah satunya toko elektronik di kawasan Jembatan Lima.

"Saya masuk ke sebuah toko di daerah Jembatan Lima. Biasanya toko ini penuh barang elektronik. Hari itu ludes, kosong melompong," kenang Wawan.

Baca juga: Rusuh Mei 1998 di Jakarta: Warga Beringas Jarah Toko, Aparat Turun dari Helikopter Tembaki Penjarah

2. Pemilik toko bersembunyi

Saat kerusuhan Mei 1998 terjadi, situasi di Jakarta sangat mencekam. Saat massa beringas menjarah toko, sang pemilik mencari tempat perlindungan.

"Pemiliknya bersembunyi mengunci diri beserta keluarganya di lantai dua," kata Wawan.

3. Aparat tembaki penjarah

Wawan mengungkapkan, aparat bertindak brutal saat mencoba mengendalikan keamanan. Mereka menembaki para perusuh dan penjarah. Rentetan tembakan tersebut berasal dari helikopter.

"Pas di Jembatan Lima lagi banyak penjarah. Ada helikopter endekat. Nah, lalu keluar tuh orang-orang berseragam hitam (aparat keamanan) dengan menenteng senapan, meluncur pakai tali dari helikopter ke bawah, massa langsung bubar," jelas Wawan.

4. Sebanyak 53 perempuan diperkosa

Temuan TGPF menyebutkan, dalam kerusuhan Mei 1998, terjadi aksi pemerkosaan. Berdasarkan hasil pengumpulan dan verifikasi data, sebanyak 52 orang menjadi korban pemerkosaan. Selain itu, 14 orang koran pemerkosaan dengan penganiayaan; 10 korban penyerangan seksual; dan 9 korban pelecehan seksual.

Sementara Tim Relawan Kemanusiaan untuk Kekerasan Terhadap Perempuan (TRKP) sebagaimana dilansir Kompas.com (20/5/2020), perempuan yang diperkosa dalam kerusuhan berdarah itu mencapai 53 orang. Sebagian besar di Jakarta dan sisanya di Palembang, Medan, Solo dan Surabaya.

Komisioner Komnas Perempuan Periode 1998-2006, Ita Fatia Nadia mengatakan, saat itu ia tergabung dalam Yayasan Perlindungan Kekerasan terhadap Perempuan dan mengaku mendapat laporan kasus pemerkosaan terhadap perempuan. Sebagian korban adalah etnis Tionghoa.

Baca juga: Kekerasan terhadap Perempuan, Peristiwa yang Terlupakan Saat Tragedi Mei 1998

Pukul 15.00 WIB, Ita mendapat telepon laporan pemeriksaan tehadap perempuan etnsi Tionghoa di sebuah apartemen di Jakarta Utara.

Lalu pada pukul 17.00 WIB, ia juga kembali menerima laporan via telepon bahwa ada kasus pemerkosaan di Jembatan 2, Jembatan 3, dan Jembatan 4.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Catat, Ini 10 Ponsel Pintar dengan Radiasi Tertinggi

Catat, Ini 10 Ponsel Pintar dengan Radiasi Tertinggi

Tren
Pedagang Taoge di Garut Disebut Jadi Tersangka Usai Membela Diri dan Lawan Preman, Ini Faktanya

Pedagang Taoge di Garut Disebut Jadi Tersangka Usai Membela Diri dan Lawan Preman, Ini Faktanya

Tren
Daftar 60 Universitas Terbaik di Indonesia Versi SIR 2024, Ada Kampusmu?

Daftar 60 Universitas Terbaik di Indonesia Versi SIR 2024, Ada Kampusmu?

Tren
Remaja Siksa Anjing hingga Mati di Jember, Polisi: Masih dalam Proses Penyelidikan

Remaja Siksa Anjing hingga Mati di Jember, Polisi: Masih dalam Proses Penyelidikan

Tren
Daftar Ikan yang Boleh Dimakan Penderita Asam Urat dan Kolesterol, Apa Saja?

Daftar Ikan yang Boleh Dimakan Penderita Asam Urat dan Kolesterol, Apa Saja?

Tren
Gunung Vesuvius yang Lenyapkan Kota Kuno Pompeii Berpotensi Meletus Lagi, Kapan Terjadi?

Gunung Vesuvius yang Lenyapkan Kota Kuno Pompeii Berpotensi Meletus Lagi, Kapan Terjadi?

Tren
Pemimpin Dunia Minta Israel Tak Balas Serangan Iran, Ini Alasannya

Pemimpin Dunia Minta Israel Tak Balas Serangan Iran, Ini Alasannya

Tren
Mengenal 'Holiday Paradox', Saat Waktu Liburan Terasa Lebih Singkat

Mengenal "Holiday Paradox", Saat Waktu Liburan Terasa Lebih Singkat

Tren
Mengenal Amicus Curiae, Dokumen yang Diserahkan Megawati ke MK Terkait Sengketa Pilpres 2024

Mengenal Amicus Curiae, Dokumen yang Diserahkan Megawati ke MK Terkait Sengketa Pilpres 2024

Tren
Bagaimana Cara Kerja Suara dari Sumber Bunyi Mencapai Telinga Anda?

Bagaimana Cara Kerja Suara dari Sumber Bunyi Mencapai Telinga Anda?

Tren
3 Skenario Serangan Balasan Israel ke Iran, Salah Satunya Incar Fasilitas Nuklir

3 Skenario Serangan Balasan Israel ke Iran, Salah Satunya Incar Fasilitas Nuklir

Tren
4 Fakta Istri Dokter TNI Jadi Tersangka Usai Ungkap Perselingkuhan Suaminya

4 Fakta Istri Dokter TNI Jadi Tersangka Usai Ungkap Perselingkuhan Suaminya

Tren
Aksi Heroik Karyawan Alfamart Semarang Kejar Pencuri hingga Terseret ke Aspal Diganjar Kenaikan Jabatan

Aksi Heroik Karyawan Alfamart Semarang Kejar Pencuri hingga Terseret ke Aspal Diganjar Kenaikan Jabatan

Tren
Buka mudikgratis.dephub.go.id, Motis Arus Balik 2024 Sudah 93 Persen

Buka mudikgratis.dephub.go.id, Motis Arus Balik 2024 Sudah 93 Persen

Tren
Biaya Kuliah Kedokteran UGM, UI, IPB, Undip, dan Unair Jalur SNBT 2024

Biaya Kuliah Kedokteran UGM, UI, IPB, Undip, dan Unair Jalur SNBT 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com