Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerap Jadi Santapan Lebaran, Bagaimana Sejarah Ketupat?

Kompas.com - 13/05/2021, 08:08 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Apa sajian khas yang disajikan di keluarga Anda saat momen Idul Fitri?

Salah satu yang biasanya terjadi adalah ketupat dengan aneka menu pendamping yang menggugah selera.

Tahukah Anda, ketupat bukan sekadar makanan biasa yang dimunculkan saat Lebaran.

Ada sejarah panjang dari kemunculannya. Selain itu, ketupat juga memiliki nilai historis tersendiri.

Baca juga: Melihat Makna Ketupat sebagai Fenomena Kebudayaan Indonesia...

Bagaimana sejarah ketupat?

Awalnya, ketupat bukan tradisi yang identik dengan Islam maupun Lebaran.

Hal tersebut pernah disampaikan oleh Sejarawan Universitas Padjajaran Bandung, Fadly Rahman.

"Ketupat sudah ada pada masa pra-Islam dan tersebar di wilayah hampir di Asia Tenggara dengan nama yang berbeda-beda. Selain itu, ketupat juga identik dengan tradisi animisme," ujar Fadly seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (30/5/2019).

Menurut dia, pada zaman dulu, di Nusantara ada tradisi menggantung ketupat di tanduk kerbau untuk mewujudkan rasa syukur karena panen yang dihasilkan.

Di masa sekarang, tradisi menggantung ketupat ini juga masih dilakukan di beberapa tempat. Yang digantung adalah ketupat kosong. Ketupat kosong digantung di pintu rumah untuk menolak bala.

 

Ketupat menjadi identik dengan Lebaran, tak lepas dari pengaruh Sunan Kalijaga.

Seperti diketahui, pada abad 15-16, Sunan Kalijaga merupakan pendakwah di Pulau Jawa yang cukup terkenal dalam menyiarkan agama Islam.

Fadly mengatakan, Sunan Kalijaga mengkreasikan makanan tersebut sebagai makanan khas Lebaran.

Cara ini yang kemudian dianggap menarik minat masyarakat Jawa pada Islam.

"Titik tolaknya ketika Sunan Kalijaga menyebarkan Islam di kalangan masyarakat Jawa yang saat itu masih transisi beragama Islam," ujar Fadly.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com