Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
Klaim menyebut Kementerian Kesehatan Rusia mengatakan bahwa Covid-19 adalah penipuan global tidak ditemukan di pencarian Google.
Klaim Covid-19 adalah penipuan merupakan hoaks berulang.
Salah satunya dijelaskan dalam pemberitaan USA Today: Fact check: Viral post that claims Covid-19 is a fraud cites no evidence.
6. Ventilator dan ICU tetap dibutuhkan
Unggahan tersebut mengklaim bahwa menurut ilmuwan Rusia ventilator dan unit perawatan intensif (ICU) tidak pernah dibutuhkan. Tapi hal tersebut hoaks.
Reuters dan Getty Images Foto mendokumentasikan ICU dan ventilator digunakan di Rusia selama pandemi Covid-19.
7. Semua orang harus berhati-hati
Unggahan itu mengklaim bahwa hanya orang dengan kekebalan sangat rendah yang harus berhati-hati terhadap Covid-19. Hal itu tidak benar, karena semua orang berisiko tertular Covid-19, meski tidak bergejala.
Orang yang tidak bergejala tidak bisa dideteksi kecuali dengan tes Covid-19. Selama mereka tidak terdeteksi, mereka tetap bisa menularkan kepada orang lain.
Hal itu bisa berakibat fatal jika orang dengan komorbid (penyakit bawaan) terinfeksi, karena mereka berpotensi mengembangkan penyakit yang parah dibanding orang yang tidak berkomorbid.
8. Belum ada obat Covid-19
Klaim menyebutkan bahwa pasien disarankan minum Asprin-100 mg dan Apronik atau Paracetamol 650 mg. Selain itu pasien Covid-19 juga di Rusia juga diberi aspirin.
Melansir laman Pelacak Obat dan Perawatan, The New York Times, belum ada obat untuk Covid-19. Hanya satu pengobatan yang telah disetujui Badan POM Amerika Serikat (FDA), yaitu remdesivir.
Aspirin sebagai pengencer darah belum terbukti sebagai obat Covid-19 dan masih diujicoba. Tidak jelas apa yang dimaksud dengan Asprin dan Apronik oleh pengunggah.
Sementara itu Paracetamol juga tidak ada di daftar obat yang diteliti di laman New York Times.
Sebelumnya informasi serupa juga tersebar di media sosial pada bulan Februari 2021. Informasi itu menyebutkan bahwa Kemenkes Italia menyebut Covid-19 bukan virus tapi bakteri.
Adapun penelusuran Tim Cek Fakta terkait hal itu bisa dilihat di sini: HOAKS Kemenkes Italia sebut Covid-19 bukan virus tetapi bakteri.
Narasinya mirip, namun pada unggahan akun Facebook Anis Latuheru terdapat narasi yang ditambahkan.
Informasi yang disebarkan akun Facebook Anis Latuheru adalah hoaks atau tidak benar, karena 8 klaim yang dipaparkan di unggahannya telah dijelaskan dan dibantah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.