Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Nastar, Pie yang Dimodifikasi dalam Bentuk dan Isian

Kompas.com - 07/05/2021, 18:30 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

Kini, hampir semua tangan bisa mengolah nastar. Dengan adonan yang terbuat dari terigu, mentega, gula, dan telur ini, nastar akan dibentuk bulatan sempurna atau sedikit elips dengan hiasan sebutir cengkih di atasnya. 

Baca juga: Sejarah Kue Kering, Resep-resep Unik yang Tercipta secara Tak Sengaja

Lekat dengan berbagai budaya

Nastar sebenarnya tak hanya lekat dengan Idul Fitri saja. Menurut Chef Andreas, nastar juga sering diolah oleh warga Tionghoa mendekati Imlek. Hal ini lantaran nastar dianggap sebagai lambang datangnya keberuntungan bagi siapapun yang mengonsumsinya. 

Dalam bahasa Hokian, nastar disebut juga Ong Lai atau buah pir emas. Warna kuning keemasan dari adonan yang matang sempurna serta isinya yang bercitarasa manis legit, adalah lambang rezeki yang manis dan berlimpah.

Tentang kedudukan nastar di daftar kuliner nusantara sendiri masih menimbulkan perdebatan. Ada yang menyetujui bahwa nastar masuk ke dalam ranah kue kering, namun ada pula yang percaya bahwa nastar masuk ke dalam daftar cake atau kue basah.

Hal ini lantaran selai nanas yang ada membuat keseluruhan citarasa nastar menjadi lembab dan lembut dengan sedikit kandungan air, tak seperti tekstur kue kering yang jauh dari lembab dan bercitarasa crunchy.  

Baca juga: 8 Cara Membuat Selai Nanas yang Tidak Lembek untuk Isian Nastar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com