Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Guillain-Barre Syndrome, Penyebab Lumpuh Susan Guru di Sukabumi

Kompas.com - 04/05/2021, 18:00 WIB
Mela Arnani,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca-imunisasi (KIPI) mendiagnosis Susan Antela, guru di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mengalami Guilain-Barre Syndrome.

Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Safari mengatakan, pihaknya telah selesai melakukan investigasi terhadap gejala dan kelumpuhan yang dialami Susan.

Tim dokter Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) mendiagnosis Susan mengalami Guillain-Barre Syndrome yaitu kondisi penyakit saraf.

"Diagnosis yang dibuat tim dokter RSHS Guillain-Barre Syndrome," ujar dia, seperti dilansir dari Kompas.com, Senin (3/5/2021).

Lantas, apakah penyakit Guillain-Barre Syndrome atau sindrom Guillain-Barre?

Baca juga: Guru Susan Ternyata Lumpuh Akibat Penyakit Langka, Pemprov Jabar Siapkan Rumah Singgah

Apakah Guilain-Barre Syndrome?

Sindrom ini merupakan kelainan autoimun langka yang memengaruhi syaraf.

Dikutip dari Healthline, sistem kekebalan akan menyerang sel saraf di sistem saraf tepi, jaringan saraf yang terletak di luar otak dan sumsum tulang belakang.

Hal ini dapat menyebabkan kelemahan otot, mati rasa, dan kesemutan, hingga akhirnya bisa membuat kelumpuhan.

Melansir Nhs.uk, sindrom Guillain-Barre terutama mempengaruhi kaki, tangan, dan tungkai.

Sindrom tersebut dapat mempengaruhi orang-orang dari segala usia, namun lebih sering terjadi pada orang dewasa, dan laki-laki daripada wanita.

Menurut Institue of Neurological Disorders and Stroke, Guillain-Barre Syndrome jarang terjadi, dan hanya mempengaruhi sekitar 1 dari 100.000 orang Amerika.

Baca juga: Terpapar Corona Setelah Terima Vaksin Pertama, Bagaimana Dosis Kedua?

Gejala

Gejalanya sering dimulai di kaki dan tangan sebelum menyebar ke lengan dan tungkai.

Beberapa gejala dapat meliputi:

  • Sensasi tertusuk, kesemutan di jari tangan, kaki, pergelangan kaki, atau pergelangan tangan
  • Kelemahan di kaki yang menyebar ke tubuh bagian atas
  • Mati rasa
  • Kelemahan otot
  • Masalah dengan keseimbangan dan koordinasi.
  • Kesulitan dengan gerakan wajah termasuk berbicara, mengunyah, atau menelan
  • Penglihatan ganda atau ketidakmampuan menggerakkan mata
  • Nyeri hebat yang mungkin terasa pegal, seperti kram yang lebih buruk di malam hari
  • Kesulitan dengan kontrol kandung kemih atau fungsi usus
  • Denyut jantung cepat
  • Tekanan darah rendah atau tinggi
  • Sulit bernapas

Gejala-gejala tersebut mungkin terus memburuk selama beberapa hari atau minggu ke depan sebelum membaik secara perlahan.

Dalam kasus yang parah, mungkin penderita mengalami kesulitan bergerak, berjalan, bernapas, dan/atau menelan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

'Perang' Kesaksian soal Keterlibatan Pegi dalam Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

"Perang" Kesaksian soal Keterlibatan Pegi dalam Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Tren
Pemadanan NIK Jadi NPWP, Ini yang Perlu Dipahami

Pemadanan NIK Jadi NPWP, Ini yang Perlu Dipahami

Tren
Usai Gelar Pesta Pranikah Mewah Anaknya, Mukesh Ambani Tak Lagi Jadi Orang Terkaya Asia

Usai Gelar Pesta Pranikah Mewah Anaknya, Mukesh Ambani Tak Lagi Jadi Orang Terkaya Asia

Tren
Jalan Kaki 30 Menit Membakar Berapa Kalori?

Jalan Kaki 30 Menit Membakar Berapa Kalori?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 3-4 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 3-4 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 2-3 Juni | Orang dengan Gangguan Kesehatan Tertentu yang Tak Dianjurkan Minum Air Kelapa

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 2-3 Juni | Orang dengan Gangguan Kesehatan Tertentu yang Tak Dianjurkan Minum Air Kelapa

Tren
Amankah Tidur dengan Posisi Kepala, Badan, dan Kaki Tidak Sejajar?

Amankah Tidur dengan Posisi Kepala, Badan, dan Kaki Tidak Sejajar?

Tren
Parade 6 Planet 3 Juni 2024, Bisa Dilihat Jam Berapa?

Parade 6 Planet 3 Juni 2024, Bisa Dilihat Jam Berapa?

Tren
Kemenag Siapkan 300 Kuota Jemaah Haji untuk Ikuti Safari Wukuf

Kemenag Siapkan 300 Kuota Jemaah Haji untuk Ikuti Safari Wukuf

Tren
Produk yang Tidak Harus Menyertakan Sertifikasi Halal, Apa Saja?

Produk yang Tidak Harus Menyertakan Sertifikasi Halal, Apa Saja?

Tren
Kisah Penerjunan Kucing dengan Parasut, Berjasa Basmi Tikus di Kalimantan

Kisah Penerjunan Kucing dengan Parasut, Berjasa Basmi Tikus di Kalimantan

Tren
Sepanjang Mei, Ada 4 Aturan Baru Pemerintah yang Tuai Kegaduhan Publik

Sepanjang Mei, Ada 4 Aturan Baru Pemerintah yang Tuai Kegaduhan Publik

Tren
Cincin Emas Berusia 2.300 Tahun Ditemukan di Tempat Parkir Yerusalem

Cincin Emas Berusia 2.300 Tahun Ditemukan di Tempat Parkir Yerusalem

Tren
Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Tren
Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com