Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warning BMKG soal Siklon Tropis di Indonesia dan Dampaknya...

Kompas.com - 01/05/2021, 16:04 WIB
Mela Arnani,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan untuk mewaspadai adanya potensi siklon tropis dengan tingkat kejadian lebih tinggi yang biasa terjadi pada April, Mei, November dan Desember.

Menurut Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin, siklon tropis di wilayah selatan Indonesia dengan tingkat kejadian lebih tinggi tersebut kemungkinan bisa terjadi pada bulan-bulan tertentu.

“Kewaspadaan potensi siklon tropis di wilayah selatan Indonesia itu antara November-Mei, dengan tingkat kejadian lebih tinggi dapat terjadi pada bulan April, Mei, November, Desember," kata Miming seperti dikutip dari informasi resmi BNPB, Sabtu (1/5/2021).

Miming menjelaskan bahwa sejak 2008, terdapat 11 siklon tropis yang sangat dekat dengan Indonesia.

Adapun 10 siklon di antaranya telah dirilis oleh Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) BMKG Jakarta.

Baca juga: Kapan Musim Kemarau Terjadi di Indonesia?

Siklon di dekat Indonesia

Secara umum, kejadian siklon di dekat Indonesia terjadi antara April-Mei dan November-Desember.

Siklon tropis Seroja yang terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada awal April lalu, lanjut Miming, merupakan yang terkuat kedua setelah siklon tropis Kenanga yang terjadi pada 12 Desember 2018 di Samudera Hindia Barat Daya Bengkulu.

“Siklon tropis Seroja juga merupakan siklon tropis yang paling lama siklus hidupnya dan terpanjang track siklonnya, yakni NTT hingga barat daya Australia,” tutur Miming.

Sementara itu, siklon tropis Kirrily, Cempaka, Dahlia, Lili dan Seroja merupakan yang paling dekat dengan daratan.

Siklon tropis tersebut paling signifikan berdampak pada cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi.

Baca juga: Waspada, Berikut Prediksi Cuaca Ekstrem dan Daerah Potensi Rawan Longsor di Jawa Tengah

Dampak siklon tropis

Miming menambahkan, siklon tropis memiliki dampak yang kompleks.

Secara langsung dampaknya dapat berupa angin kencang, hujan lebat hingga ektrem, gelombang tinggi dan gelombang pasang.

Sementara dampak tidak langsung bisa menimbulkan angin kencang di daerah lain, hujan lebat dan gelombang pasang dengan intensitas lebih kecil.

Kendati demikian, perlu digarisbawahi tantangan lain yang dihadapi terkait dengan pengurangan resiko dampak siklon tropis yang kerap melanda Indonesia.

“Yakni setelah peringatan dini tersedia dan terinformasikan, maka penting dilakukan peningkatan pemahaman dan respons yang tepat bagi stakeholder atau masyarakat terhadap informasi tersebut,” kata dia.

Baca juga: Analisis Lengkap PVMBG soal Amblesnya Jalan Tol Cipali, dari Penyebab hingga Rekomendasi Penanganannya...

Selain itu, dalam menghadapi bencana penting untuk meningkatkan atau memperbaiki infrastruktur lingkungan.

Masyarakat juga diperingatkan potensi bencana kebakaran hutan dan lahan, mengingat wilayah Indonesia umumnya memasuki musim kemarau pada Mei-Juni 2021.

“Secara umum wilayah Indonesia akan mulai memasuki awal musim kemarau pada Mei-Juni 2021, sehingga potensi bencana lain seperti Karhutla untuk dapat menjadi perhatian,” papar Miming.

Baca juga: Foto Viral Xanana Gusmao Bantu Korban Banjir di Dili, Siapakah Dia?

KOMPAS.com/Dhawam Pambudi Infografik: Cuaca Panas, Waspada "Heat Stroke"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com